BERSYUKUR DAN MENIKMATI PENYERTAAN TUHAN

Hosea 2:19-20 (TB)  (2-18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 

(2-19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN. 

Sayup sayup lagi 50 year from now. Terdengar ketika  kami menghadiri sebuah pesta annyversary pernikahan seorang sahabat. Lebih tepatnya seorang yg telah menjadi mentor ,guru kehidupan kami. Kami melihat anak anaknya yang delapan orang beserta cucu2 nya datang dari berbagai penjuru dunia. Bukan satu bentuk pesta yang mewah malah terlihat kesederhanaan dekornya. Meski ada kue yg menjulang tinggi dikakinya penuh bingkisan kado .menduga isi nya tentu wah. Karena sebagian anaknya adalah pribadi pribadi yang sukses di dunia bisnis. Aku bersyukur ada ditempat itu berbaur dengan anak anaknya karena dia tidak mengundang banyak undangan. Kesederhanaan terpancar sesuai dengan kehidupan sang ayah dan ibu mereka. Sang ayah sebagai seorang hamba Tuhan dengan jemaat 18 ribu an dan sang ibu yang aktive menjadi ketua dari beberapa yayasan sosial sama sekali tidak terlihat dalam penampilannya malam itu. Mereka berdiri membelakangi kami menatap kue sebelum sang bapa membuka doa pengucapan syukur atas pesta pernikahannya. Dengan menoleh ke audient dan mata berkaca kaca dia berkata ;"terima kasih Tuhan atas penyertaan Nya selama ini.waktu begitu cepat berlalu dengan memeluk sang ibu dia berkata terima kasih istriku dengan kesetiaan ketulusan dan kecintaanmu mendampingi aku suamimu yg penuh dengan kekurangan dalam keadaan suka maupun duka melewati hidup ini. Dalam kesempatan ini aku  memohon padaNya agar aku bisa menyenangkanmu sampai habis umurku. 

Pikiran ku melayang melewati waktu bisa kah aku kelak berdiri di depan anak dan cucuku kelak sebagai seorang ayah .yg menjadi panutan karena mencintai ibu dan nenek mereka dengan tulus.?bukan kekayaanku yang mereka harapkan. Bukan status ekonomi yang mereka lihat.aku ingin mereka menatapku sebagai pemenang dalam kehidupan ku. Sebagai panutan buat kehidupan mereka. Sebagai Legend dalam pernikahan mereka pribadi yang berhasil menciptakan generasi ilahi. Angan2 tersentak hilang ketika sang ayah berbicara bagaimana dia membesarkan ke delapan anak anak nya. Melewati masa masa sulit. Ketika keadaan ekonomi menerpa dunia. Pengharapan mereka yang tak pernah putus adalah ketergantungan mereka kepada sang Master. Setiap cuil berkat mereka syukuri dan nikmati sebagai bukti bahwa Allah mereka memelihara mereka. Komitmen mereka untuk tetap berjalan dalam janji-janji Allah lah yang membentuk karakter kehidupan mereka . Kesatuan dan keutuhan keluarga lah yang memberikan ikatan yang kuat membuat mereka tidak bergoyah meski badai menerpa hidup mereka. Belajar dari kehidupan sebuah keluarga yg pernikahan mereka mereka isi dengan kesederhanaan membuat mereka lebih siap menghadapi pembentukan pembentukan yang Tuhan ijin kan. Karena hanya satu tujuan kehidupan mereka bagaimana memuliakan Dia dengan kehidupan pernikahan mereka dan mereka berhasil. 

Tweet