PEDULI TERHADAP GENERASI PENERUS
By
sianny
—
Senin, 13 Februari 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
2 Raja-raja 20 : 12 - 21
Hizkia merupakan salah satu raja Yehuda yang sangat terkenal, karena dia merupakan salah satu raja Yehuda yang baik, yang mengikut Tuhan, sehingga Tuhan memberikan kemashyuran, kekayaan, keamanan. Kerajaan Yehuda menjadi sangat terkenal. Bahkan dalam suatu ketika doa permohonan Hizkia, agar sakitnya disembuhkan dan usia diperpanjang, Tuhan mengabulkan, dia sembuh dan usianya diperpanjang. Setelah kesembuhannya, justru Hizkia melakukan satu kesalahan fatal, yang mengubah masa depan depan kerajaan Yehuda. Peristiwanya adalah ketika datang utusan Kerajaan Babel ke Yerusalem. Hizkia menyambut dengan suka cita utusan tersebut. Selain menjamu utusan tersebut, Hizkia juga memperlihatkan semua kekayaannya, kebesarannya, dan seluruh negerinya. Hizkia membuka pintu kompromi. Padahal waktu itu Kerajaan Babel mulai berkembang menjadi kekuatan super power di kawasan tersebut.
Akibat tindakan ini, Hizkia mendapat teguran Tuhan sangat keras. Yaitu pada suatu masa, semua yang telah diperlihatkan Hizkia kepada utusan Babel, akan menjadi milik Raja Babel. Artinya Kerajaan Yehuda akan diduduki oleh Kerajaan Babel. Hizka yang mendapat firman Tuhan tersebut, di luar nampaknya dia menghormati Firman Tuhan, tapi dalam hatinya, dia hanya mencari keuntungan sendiri. Yang penting itu tidak terjadi pada masa hidupnya. Biar saja itu terjadi nanti.
Hizkia tidak melihat ke masa depan. Dia hanya melihat dirinya sendiri, tidak generasinya. Anaknya yaitu Manasye adalah salah satu raja terkejam di Yehuda. Manasye ini menyakitkan hati Tuhan karena tindakan2 yang membuat penyembahan berhala menjadi gaya hidup sepeninggal Hizkia. 100 tahun setelah hizkia meninggal, Kerajaan Yehuda benar-benar hancur dan banyak orang-orang di sana dibuang ke Babel.
Sebagai pasutri, tindakan Hizkia ini menjadi suatu pelajaran. Ketika pasutri mengabaikan Firman Tuhan dan berkompromi dengan duniawi, maka akibatnya kepada generasi. Hizkia harusnya bertobat dan memperjuangakan agar generasi tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Tapi dia mengabaikannya. Yang penting dia selamat sendiri. Mempersiapkan generasi tidak bisa dengan jalan mencari selamat sendiri. Yang lebih parah jika suami dan istri mengambil kompromi, yaitu hidup dengan cara masing-masing, yang penting masing-masing merasa nyaman. Tidak peduli bagaimana menjadi satu kesatuan untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak untuk hidup di Jalan Tuhan. Sebab sekarang ini, generasi sedang diperhadapkan dengan begitu banyak pilihan gaya hidup dengan filosofinya yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Apakah kita rela melihat generasi selanjutnya hancur karena kita tidak mau mempedulikan generasi dengan bertahan dalam kenyamanan diri sendiri. Pelajaran dari Hizkia, perlu mendapat perhatian agar generasi kita selanjutnya tidak dijajah oleh gaya hidup alternative yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
0 Response to "PEDULI TERHADAP GENERASI PENERUS"