ORANG TUA BERARTI MENJADI PEMURID
By
sianny
—
Kamis, 03 Agustus 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu...
Ulangan 6:6-7 TB
Saya bekerja di sebuah sekolah Kristen beberapa tahun lalu.
Suatu hari saya mendengar seorang anak TK A mengumpat (bhs. Jawa : 'misuh') dengan kata-kata kotor kepada temannya.
Selidik punya selidik, si bocah ini bahkan tidak tahu arti kata yang diucapkannya.
Dia hanya menirukan ucapan kedua orang-tuanya saat mereka bertengkar di hadapan si anak.
Saudaraku,
Menjadi orang-tua berarti menjadi "Pemurid" ; tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak!
Kalau Saudara melihat seorang bocah 4 tahun yang meraung-raung minta sesuatu di sebuah supermarket, Saudara tahu dia sudah di'murid'kan...
Maka,
pertanyaannya bukan lagi "Apakah saya perlu/sedang memuridkan ?", tetapi "Ke arah manakah saya memuridkan mereka ?"
Apa saja yang kita katakan dan lakukan, kita sedang membentuk pola pandang anak-anak kita tentang Tuhan dan dunia.
Kita sedang membentuk paradigma prioritas hidup mereka, rohani atau duniawi...
Jadi,
Seperti visi MoU "Membangun Keluarga, Melahirkan Generasi Mulia", mari kita mengingatkan diri dan sesama tim bahwa panggilan Tuhan kepada kita tidak berhenti kepada memulihkan dan membangun Suami-Istri saja.
Tetapi DENGAN SADAR dan SENGAJA menetapkan hati dan berkata, "Kami akan memuridkan anak-anak kami--tidak peduli berapapun usia mereka-- kepada takut dan kasih akan Tuhan. Kami ingin teman-teman kami mengingatkan dan menolong kami mempertanggungjawabkan hal ini."
Untuk itu, sebagai respon dari renungan ini, kita dapat meminta pasangan lain yang kita percaya, untuk menjadi 'accountability partner' kita :
* saling menanyakan hubungan kita
* saling mengingatkan atau menegur bila kita kehilangan prioritas memuridkan anak-anak
* mendukung, memberi nasihat dan mendoakan...
Akhirnya MoU Families,
Selamat "Melahirkan Generasi Mulia" bagi kemuliaan Allah kita !!
Ulangan 6:6-7 TB
Saya bekerja di sebuah sekolah Kristen beberapa tahun lalu.
Suatu hari saya mendengar seorang anak TK A mengumpat (bhs. Jawa : 'misuh') dengan kata-kata kotor kepada temannya.
Selidik punya selidik, si bocah ini bahkan tidak tahu arti kata yang diucapkannya.
Dia hanya menirukan ucapan kedua orang-tuanya saat mereka bertengkar di hadapan si anak.
Saudaraku,
Menjadi orang-tua berarti menjadi "Pemurid" ; tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak!
Kalau Saudara melihat seorang bocah 4 tahun yang meraung-raung minta sesuatu di sebuah supermarket, Saudara tahu dia sudah di'murid'kan...
Maka,
pertanyaannya bukan lagi "Apakah saya perlu/sedang memuridkan ?", tetapi "Ke arah manakah saya memuridkan mereka ?"
Apa saja yang kita katakan dan lakukan, kita sedang membentuk pola pandang anak-anak kita tentang Tuhan dan dunia.
Kita sedang membentuk paradigma prioritas hidup mereka, rohani atau duniawi...
Jadi,
Seperti visi MoU "Membangun Keluarga, Melahirkan Generasi Mulia", mari kita mengingatkan diri dan sesama tim bahwa panggilan Tuhan kepada kita tidak berhenti kepada memulihkan dan membangun Suami-Istri saja.
Tetapi DENGAN SADAR dan SENGAJA menetapkan hati dan berkata, "Kami akan memuridkan anak-anak kami--tidak peduli berapapun usia mereka-- kepada takut dan kasih akan Tuhan. Kami ingin teman-teman kami mengingatkan dan menolong kami mempertanggungjawabkan hal ini."
Untuk itu, sebagai respon dari renungan ini, kita dapat meminta pasangan lain yang kita percaya, untuk menjadi 'accountability partner' kita :
* saling menanyakan hubungan kita
* saling mengingatkan atau menegur bila kita kehilangan prioritas memuridkan anak-anak
* mendukung, memberi nasihat dan mendoakan...
Akhirnya MoU Families,
Selamat "Melahirkan Generasi Mulia" bagi kemuliaan Allah kita !!
0 Response to "ORANG TUA BERARTI MENJADI PEMURID"