MENYENANGKAN HATI TUHAN

2 Korintus 5:9 "Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya."

Dari ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa ambisi terbesar yang mendorong semua yang dilakukan oleh Rasul Paulus adalah untuk menyenangkan hati Tuhan (berkenan kepada-Nya). Pertanyaan pertama yang harus selalu kita ajukan ketika melakukan sesuatu adalah: "apakah yang saya lakukan ini menyenangkan Yesus Kristus?"

Dalam kitab Efesus 5:32 dikatakan "Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat." Jika tujuan utama pernikahan adalah meneladani hubungan Kristus dan jemaat, maka seharusnya ini menjadi faktor pendorong yang memotivasi kita untuk membuat pernikahan kita berkenan kepada Tuhan. Tujuan utama pernikahan bukan hanya untuk kebahagiaan, mendapat keturunan, kebersamaan, saling memperhatikan dan mneyediakan, atau alasan-alasan lain, tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan.

Apakah yang kita lakukan terhadap pasangan kita menyenangkan Tuhan? Apakah pernikahan kita saat ini menyenangkan hati Tuhan? Tantangannya adalah bahwa ini menuntut hidup yang berkorban tanpa mementingkan diri sendiri. Suami isteri tidak lagi berkata; "apa yang membuat saya senang?" tetapi kita harus bertanya: "apa yang membuat saya senang?" Jika kondisi pernikahan kita saat ini tidak dalam keadaan yang berjalan sesuai dengan harapan kita, mungkin kita akan menjawab pertanyaan di atas bahwa pernikahan kita tidak menyenangkan hati Tuhan. Jika kondisi pernikahan kita hari ini sesuai dengan yang kita harapkan apakah kita berani memastikan bahwa pernikahan kita menyenangkan hati Tuhan? Mari kita berusaha untuk membuat pernikahan kita berkenan kepada-Nya, semua yang kita lakukan adalah untuk Dia. Amin. GBU.

(Wie Tian - Juli)

Tweet