KEMURAHAN HATI
By
sianny
—
Selasa, 21 Agustus 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Efesus 4:32
Masih ingat saat kita masih mengejar pasangan kita yang akhirnya kita nikahi sekarang? Kita begitu ramah, penuh kasih mesra dan pengampunan terhadapnya, kita begitu murah hati, dan rasanya hal-hal itu juga yang menarik kita untuk menjadi satu dengan pasangan kita sekarang. Dan ketika kita menikah, kita juga berharap menikmati hal yang sama.
Tetapi setelah akhirnya kita berhasil memenangkan hatinya dan menikahinya, apakah kita masih sibuk berinvestasi dalam hubungan kita dengannya ataukah kita sudah berhenti berinvestasi.
Apakah kita masih menabur benih kehidupan dengan berhati-hati dalam memperlakukan pasangan kita, bahkan apabila kita perlu mengatakan hal-hal yang keras, kita berusaha membuat teguran terdengar sehalus mungkin, kita mengucapkan kebenaran dengan kasih.
Apakah kita masih mengisi tanki hati pasangan kita dengan memotivasi diri kita untuk menjadi orang yang melangkah maju dan memastikan kebutuhan pasangan kita terpenuhi meskipun kebutuhan kita sendiri tertunda.
Apakah kita masih menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kita, bukannya menjadi keras kepala tetapi tetap fleksible, bukannya mengeluh dan berdalih tetapi berusaha untuk berkompromi dan mengakomodir kepentingan pasangan kita.
Apakah kita masih mengampuni lebih dulu, melayani lebih dulu tanpa menuntut pasangan kita melakukan hal benar terlebih dahulu
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu
Amsal 3:3
Yesus menggambarkan kemurahan hati dalam cerita orang samaria yang mau menolong musuhnya meskipun menanggung resiko diolok-olok. Kemurahan hati tidak didasarkan pada perasaan, tetapi tetap melakukan apa yang memang menjadi perintah Tuhan meskipun tanpa imbalan dari orang lain.
Pernikahan tidak terjadi dengan sendirinya tapi harus diusahakan, kita perlu banyak berinvestasi di dalamnya...kita masih perlu untuk mengampuni setiap saat, kita masih harus merendahkan hati untuk menyamakan langkah dengan pasangan kita, dan yang pasti kita perlu Tuhan untuk hadir dan menjadi kepala dari pernikahan kita.
Tuhan Yesus memberkati
(Peter - Mace)
0 Response to "KEMURAHAN HATI"