Iklan

MENGASIHI LEBIH BAIK DARIPADA DIKASIHI, KASIH ITU MEMULAI

Filipi 2:2-8
“Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Alkitab mengajak kita untuk mencontoh Tuhan Yesus di dalam membangun relationship kita. Tentu yang dimaksudkan adalah relationship dengan semua orang—relationship dengan tetangga kita, sahabat kita, orang tua kita, guru kita, anak kita, dan orang-orang lainnya. Namun, hari ini saya ingin lebih fokus tentang relationship dengan pasangan kita.

Pertanyaan yang Perlu dijawab ?
“Apakah selama ini kamu melakukan perbuatan baik untuk pasanganmu dengan harapan mendapatkan suatu imbalan? Bagaimana jika kamu tidak mendapatkan imbalan apa-apa setelah melakukan sesuatu untuk pasanganmu? Apakah kamu akan marah kepadanya?”

Jika kamu terus mengharapkan imbalan dari perbuatan baik yang kamu lakukan untuk pasanganmu, itu berarti kamu melakukan perbuatan baik untuk pasanganmu bukan karena kasihmu kepada pasanganmu, melainkan kasihmu kepada dirimu sendiri.

Banyak relationship yang tidak bertahan hingga akhir oleh karena mereka tidak memiliki dasar dan tujuan yang kuat. Dasar yang paling penting yang harus dimiliki setiap relationship adalah kasih Kristus. Nah, seperti apakah Kasih Kristus itu? Kita sudah membaca ayat di atas seperti apa kasih Kristus itu—kasih Kristus bersifat berkorban dan mementingkan kepentingan orang lain.

Seperti itu lah kita seharusnya memperlakukan pasangan kita. Di dalam relationship, kita seharusnya tidak fokus untuk membahagiakan diri kita sendiri, melainkan fokus untuk membahagiakan pasangan kita. Banyak relationship yang gagal karena mereka malah mementingkan diri mereka masing-masing, dan bukan mementingkan pasangan mereka masing-masing.

Jika tujuan kita di dalam relationship adalah agar pasangan kita menjadi yang terbaik bagi kita, saya yakin setiap dari kita pasti akan menemukan diri kita dikecewakan. Tetapi jika tujuan kita di dalam relationship adalah untuk menjadi yang terbaik bagi pasangan kita, kita dapat menentukan kesuksesannya, karena kita lah yang memegang kendali untuk mencapai tujuan kita tersebut.

Jangan masuk ke dalam sebuah relationship karena ingin dikasihi, melainkan masuklah ke dalam relationship karena ingin mengasihi. Jangan berharap agar pasanganmu berkorban untukmu, tetapi jadilah seseorang yang mau berkorban untuk pasanganmu. Janganlah sekedar mencari pasangan yang berkualitas untukmu, tetapi jadilah seseorang yang berkualitas untuk pasanganmu

Marilah kita belajar dari Kristus dalam mengasihi. Dia memberikan yang terbaik dari diriNya bukan berdasarkan apa yang manusia telah perbuat, melainkan karena kasihNya untukmanusia. Marilah kita mengasihi pasangan kita bukan berdasarkan apa yang pasangan kita telah perbuat untuk kita, melainkan marilah kita mengasihi pasangan kita berdasarkan komitmen kita untuk mengasihi pasangan kita.

1 Korintus 13:4-7
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”
Teman teman MoU perlu kita Renungkan:
“A strong relationship starts with two people who are ready to sacrifice anything for each other.”
Sebuah Kekuatan Hubungan dimulai dengan dua orang yang SIAP BERKORBAN APAPUN JUGA untuk satu dengan dengan yang lain.

Membangun Keluarga Melahirkan Generasi Mulia.

(Freddy - Eunike)

0 Response to "MENGASIHI LEBIH BAIK DARIPADA DIKASIHI, KASIH ITU MEMULAI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post