TANGGUNG JAWAB ORANG TUA KEPADA ANAK

Akulah yang akan menanggung dia, engkau boleh menuntut dia dari padaku, jika aku tidak membawa dia kepadamu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya.

Kejadian 43:9

Kita mungkin pernah mendengar cerita diatas, saat Yehuda mengajukan dirinya untuk berkorban menanggung Benyamin di depan ayahnya dan memohon kepada Yusuf agar dirinya diperbolehkan menjadi budak menggantikan Benyamin.

Pengorbanan Yehuda juga menggambarkan pengorbanan Yesus dan kesediaanNya menjamin keselamatan kita di kayu salib, meskipun itu berarti mengorbankan nyawaNya.

Kita senang menjadi orang tua, tapi terkadang juga susah menerima kenyataan bahwa tanggung jawab membesarkan anak juga menuntut pengorbanan., seperti halnya Yehuda dan Yesus, kita dipanggil untuk berkorban bagi anak-anak kita dan melakukan apapun yang diperlukan untuk menempatkan mereka dihadapan Allah Bapa.

Meskipun itu berarti harus ikut terlibat dalam kehidupan mereka, mengoreksi, menasehati, menguatkan dan berdoa bagi mereka.

Dan panggilan ini diuji setiap hari, apakah kita hanya senang menjadi orang tua saat itu tidak mengganggu waktu dan kesenangan kita, saat keadaan semua baik-baik saja, ataukah kita juga bersedia menjadi orang tua saat kita dituntut untuk mengorbankan waktu, kesenangan, ketenangan, tenaga, pikiran dan emosi  bagi mereka dan bukannya menjadikan mereka hanya sebagai mesin tugas dan pelanggan taksi online.

Tanggung jawab membesarkan anak-anak memang melelahkan dan menuntut banyak pengorbanan, tapi saat kita berhenti berkorban sama saja dengan meninggalkan pasukan di tengah peperangan.

Anak-anak, dengan semua keberadaan mereka, berhak atas waktu kita, uang kita dan perhatian kita, mereka berhak mendapatkan yang terbaik untuk ditempatkan dihadapan Allah Bapa dengan cemerlang tanpa kusut dan kerut.

Tuhan Yesus memberkati

(Peter - Mace)

Tweet