TUHAN ADALAH GEMBALA YANG BAIK
Sebagai orang Kristen, sudah menjadi biasa kalau melihat lukisan domba yang hilang atau gembala yang baik. Lukisan yang menggambarkan Tuhan Yesus sebagai gembala yang menggendong dombanya. Namun satu kali seorang sahabat memberikan lukisan tentang Domba Yang Hilang hasil karyanya.
Melihat lukisan itu pertama kali, saya kagum dengan hasil karya sahabat saya ini. Sebab inilah lukisan domba yang hilang yang tidak pernah ada sebelumnya. Lukisan itu menggambarkan Tuhan Yesus sedang memeluk seekor domba dengan penuh kasih sayang, pakaiannya robek, tangan berdarah, dan beberapa bagian tubuhnya terluka. Sementara di kejauhan beberapa ekor srigala bermata biru, tetap mengintai dengan ganas.
Saya memujinya, karena seperti itu belum pernah ada. Tuhan Yesus menyelamatkan domba dari kawanan serigala dengan tubuh terluka.
Namun beberapa bulan kemudian, lukisan itu menjadi kisah nyata dalam hidup saya.
Bulan Juni 2021, saya masuk Rumah sakit karena masalah lambung, dan terpapar Covid 19 dalam perawatan di Rumah Sakit, karena tertular seorang pasien sekamar. Dalam keadaan tubuh yang lemah, terpapar covid membuat bahaya maut begitu dekat. Walaupun saya diizinkan pulang untuk isoman, namun selama isoman, selalu keluar pertanyaan : Sampai Kapan saya sembuh ??
Ada rasa penasaran, dan tidak terima yang muncul dengan keras. Akibatnya sikap saya yang keluar selama isoman sering konflik dan menyakiti hati istri.
Dalam masa isoman itu, saya mulai sering mengikuti khotbah dan selalu mengikuti doa fajar secara online. Sampai satu kali dalam renungan doa fajar, disampaikan tentang Perumpamaan Domba Yang Hilang dan Tuhan adalah Gembala Yang Baik.
Lukas 15 : 4 -5 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
Seekor domba yang hilang, karena domba itu adalah domba yang nakal. Domba yang mengikuti jalannya sendiri, domba yang tidak mau mendengar suara Gembala, tersesat, dan dia tidak tahu kalau dia semakin dekat dengan bahaya maut yaitu kawanan serigala yang sudah menantikannya.
Domba nakal itu, tidak tahu bahaya. Berjalan makin dekat ke arah kawanan serigala, seolah kawanan serigala itu adalah kawanan domba.
Ketika domba nakal itu sudah ada di tengah kepungan kawanan serigala, dan hanya menanti waktu kawana srigala buas menyerang dan mencabik-cabik tubuhnya, datanglah Sang Gembala yang mencarinya. Gembala Yang Baik, merebut domba nakal itu itu dari kepungan srigala, harus melawan serigala ganas. Tanpa menghiraukan bahaya Gembala Yang Baik bertarung melawan srigala sampai domba nakal selamat, dengan luka-luka di tubuh Sang Gembala.
Sang Gembala memeluk domba nakal itu dengan penuh kasih sayang. Domba nakal yang tidak seharusnya dicari, tapi Gembala Yang Baik, mencarinya bahkan bertarung menyelamatkan dombanya dengan pengorbanan besar, tubuhnya terluka karena kasih Sang Gembala. Gembala Yang Baik, menggendongnya.
Namun Sang Gembala harus mematahkan kaki si domba. Kenapa kaki domba nakal itu dipatahkan ? Lalu kalau kakinya dipatahkan, bagaiman domba itu berjalan ? Apakah Gembala Yang baik itu kejam ? Sebaliknya Sang Gembala mengasihi dombanya. Dia mengobati dan membalut kaki domba itu. Setelah selesai membalut, karena si domba tidak bisa berjalan, Gembala Yang Baik menggendongnya. Domba Nakal itu digendong sang gembala.
Tujuan Gembala Yang Baik menggendongnya adalah supaya domba nakal, mendengar suara Sang Gembala dari dekat sekali. Selama dalam gendongannya, domba nakal itu belajar mengenal suara gembalanya begitu dekat. Sehingga suara Sang Gembala dapat didengarnya begitu dekat. Bahkan si domba bisa mendengar degup jantung Sang Gembala. Mendengar nafas Sang Gembala, karena begitu dekat… Dengan belajar mengenal suara gembala begitu dekat, kelak kalau si domba sudah sembuh dan bisa berjalan sendiri lagi, domba itu tidak akan tersesat lagi, karena dia sudah mengenal suara gembala. Itulah kasih sempurna Sang Gembala.
Pagi itu saya tidak dapat menahan tangis. Jebollah bendungan yang selama ini dibangun. Roh Kudus menyadarkan saya bahwa, sayalah domba nakal itu. Tuhan Yesus sedang memukul kaki saya sehingga saya harus digendongNya untuk belajar mengenal suara Gembala Agung. Sakit yang saya alami seperti sakitnya kaki domba nakal itu, tetapi kaki patah itu akan segera sembuh karena sudah diobati dan dibalut oleh Sang Gembala sendiri. Saya harus belajar mengenal Suara Gembala Yang Baik, sehingga kelak kalau sudah sembuh, hanya suara Tuhan Yesus yang dikenal.
Sejak saat itu berubahlah sikap hati dan pikiran saya. Bahwa masa sakit saya adalah masa untuk saya belajar mendengar suara Gembala Agung.
Dari sikap penasaran dan menggerutu, Roh Kudus membantu saya untuk mulai membangun waktu mendengar suara Gembala Agung.
Apakah pagi itu saya langsung sembuh ? BELUM !
Kesembuhan masih memerlukan beberapa waktu. Dalam masa penyembuhan itulah, saya mulai belajar mendengar dan mengenal Suara Gembala Agung.
Pagi itu, Istri saya bersyukur ketika saya ceritakan jamahan Tuhan yang saya alami. Selama ini istri saya sulit memahami dan mengubah pola pikir saya. Sehingga apa yang saya alami, dia sungguh tahu bahwa semua itu memang jamahan Tuhan.
Yohanes 10 : 3 - 5 …dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Yohanes 10 : 14 - 15 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Sebagai domba yang nakal, tidak mendengar suara gembala, mengikuti jalan sendiri, hampir binasa karena berada di tengah kawanan srigala, diselamatkan Tuhan Yesus, Gembala Yang Baik. Menarik ke luar dari kawanan srigala dengan luka-luka di tubuh Nya, itu hanya karena KASIH Gembala Yang Baik.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "TUHAN ADALAH GEMBALA YANG BAIK"