BEREMPATI
"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." Yakobus 3:17
Kita tahu ada dua hal yang biasa dilakukan orang dalam sebuah hubungan yaitu bereaksi pada perkataan seseorang tanpa memikirkan perasaan orang tersebut.
Dan mengabaikan perasaan seseorang karena mereka tidak merasakan demikian.
Penangkal dari hal ini adalah berempati.
Mari kita belajar apa yang sebaiknya tidak kita lakukan.
Bereaksi tanpa mencoba untuk memahami sering kali terjadi karena kita terlalu fokus pada kata-kata yang diucapkan orang lain dan kurang memperhatikan perasaan di balik kata-kata tersebut.
Ketika mereka marah, mereka biasanya mengatakan kata-kata yang sebenarnya tidak bermaksud mereka ucapkan.
Mereka melebih- lebihkan dan menggunakan kata- kata yang sebenarnya tidak ingin mereka gunakan.
Sebaiknya kita fokus untuk mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, dan carilah perasaan yang tersirat di balik kata-kata tersebut.
Orang-orang tidak selalu mengatakan apa yang mereka maksud- kan, tetapi mereka selalu merasakan apa yang mereka rasakan.
Kalau kita bijak dalam menjalin hubungan, maka kita akan memperhatikan perasaan orang lain.
Jangan hanya fokus pada apa yang anak, pasangan, tetangga, atau atasan kita katakan, kata-kata yang bisa memicu kemarahan kita.
Sebaliknya, perhatikan apa yang mungkin dirasakan oleh orang-orang tersebut.
Orang-orang yang kasar atau kejam sesungguhnya sedang berteriak pada dunia, bahwa ia sedang terluka!
Orang yang terluka selalu menyakiti orang lain. Dan sebenarnya, merekalah yang paling memerlukan kebaikan hati kita.
Mengabaikan perasaan yang kita sendiri tidak rasakan.
Kita tidak merasakan emosi yang sama yang dirasakan oleh orang lain, maka kita biasa- nya akan mengabaikan perasaan mereka.
Ketika kita mengabai- kan perasaan seseorang, sesungguhnya kita sedang meremehkan orang tersebut.
Seseorang mungkin berkata pada kita, dia merasa bodoh.
Jangan coba menghentikannya dengan berkata, "Kamu tidak bodoh."
Sebaliknya, tanyalah, "Mengapa kamu merasa seperti itu? Apa yang membuatmu berkata seperti itu? "
Kita perlu melihat makna dibalik kata- kata itu dan mencari tahu masalah yang sebenarnya.
Perasaan tidak serta merta benar atau salah.
Perasaan sudah ada pada masing-masing kita.
Mereka hanya ingin agar kita berkata, "Aku mendengarkan mu."
Alkitab berkata, "Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik".
Orang bijak memikir- kan perasaan orang lain.
Ketika kita menunjuk- kan kebaikan kepada orang lain saat mereka terluka, sebaiknya kita berempati kepadanya.
Kita mulai lakukan untuk menjadi lebih mengerti perasaan orang lain, bukan hanya fokus pada kata-kata mereka.
Betapa pentingnya mendengarkan dalam memahami perasaan orang lain.
Mintalah hikmat Allah untuk memahami perasaan orang lain dengan kasih Allah. Tuhan Yesus memberkati.
God bless you
(Janur - Aling)
0 Response to "BEREMPATI"