BATU DALAM MULUT

Amsal 18:7 "Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya."

Di pegunungan Taurus, Turki Selatan tempat burung Crane (bangau) hidup,  burung-burung crane tersebut cenderung untuk berkotek sehingga menimbulkan suara yang riuh dan menarik perhatian terutama sewaktu mereka terbang.

Akan tetapi suara itu justru menarik perhatian burung rajawali, yang menukik dan menyambar burung-burung itu untuk dimakan.

Akan tetapi burung crane yang sudah berpengalaman, untuk menghindari ancaman tersebut, mereka memenuhi mulut mereka dng batu2an yg besar sehingga hal itu mencegah mereka berkotek dan tidak menjadi santapan burung-burung rajawali.

Manusia juga memiliki masalah dengan mulut. Penulis kitab Amsal berkata, “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan” (13:3). “Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan” (18:6). 

Betapa banyak kesulitan yang dapat dicegah jika kita mau belajar mengendalikan lidah kita!

Betapa banyak sakit hati yang kita sebabkan bagi orang lain dapat dicegah jika kita mau menjaga perkataan kita!

Dalam kehidupan berkeluarga mintalah pertolongan dari Tuhan sehingga kita beroleh hikmat ketika berbicara. Belajarlah untuk sedikit berbicara tapi banyak mendengarkan.

Seperti burung-burung crane itu, biarlah kita mengisi mulut kita dengan Firman kebenaranNYA, sehingga dari mulut kita akan  memperkatakan kata2 yang pastinya tidak akan menyakiti baik hati anak, orang tua atau bahkan orang yang paling dekat dengan kita yaitu pasangan hidup (suami/istri) kita.

Sehingga hubungan kita dengan pasangan,anak atau orang tua kita tidak bisa dikacaukan/binasakan oleh iblis. 

Tetapi sebaliknya kita bisa saling menghargai ,membangun dengan pasangan kita dalam pernikahan, sehingga keluarga Ilahi tercapai bersama dengn pasangan kita.

Tuhan Yesus memberkati.

(Janur - Aling)

Tweet