Iklan

TERANG DAN GARAM

”Kiranya nama Tuhan kita Yesus dipermuliakan di dalam kamu. Dan kamu juga dipermuliakan di dalam Dia sesuai dengan anugerah Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus”.

2 Tesalonika 1:12 (VMD)


Jika kita cermati kata kata ayat emas kita; maka kita bisa melhat bahwa sesungguhnya dan seharusnya bukan kita yang memegahkan diri kita!; tetapi nama Tuhan Yesus lah yang dipermuliaka dimegahkan melalui hidup kita. 

Baru sesudah itu,sesuai dengan  anugerah Nya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kita akan dipermuliakan di dalam Dia: bukan berbangga diri atas nama sendiri.

Satu hal yang selalu berkebalikan dengan pengertian kita; yaitu bahwa apa yang menjadi hasil pencapaian kita adalah berasal dari kerja keras kita. 

Kita memang lupa atau tidak peduli bahwa alam semesta raya beserta dengan seluruh isinya adalah milik pribadi Allah yang sekaligus adalah Pencipta nya. 

Jadi kita ini hanya diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengelola nya sedang pemiliknya sudah jelas tetaplah Allah; bukan diri kita. 

Jadi bukan Allah sendiri yang memberkati kita; bisakah kita berpunya dan juga berbangga diri bangga atas diri sendiri ( sombong ), seperti yang dilakukan banyak orang termasuk orang percaya.

Begitu juga halnya di dalam berumah tangga sebenarnya nama Tuhan Yesus Kristus lah yang seharusnya dipermulia kan melalui kehidupan suami maupun isteri bahkan anak-anak yang ada.

Barulah rumah tangga ( hidup nikah )  orang percaya bisa menjadi terang dan garam bagi kehidupan keluarga dari  orang dunia.

Menjadi terang dan garam ; seperti yang Allah kehendaki dari kehidupan rumah tangga ( hidup nikah ) orang percaya.

Dan untuk bisa menjadi teladan bagi orang lain; sudah pasti baik suami : isteri maupun anak- anak hendaknya bisa mencerminkan adanya kemuliaan Kristus di dalam hidup rumah tangga nya sebagai orang percaya yang beriman dengan benar. 

Suami;  isteri dan anak - anak untuk .bisa menjadi cermin kemuliaan Allah adalah harus bisa memberi bukan nya meminta.Karena seperti yang kita tahu; begitu banyak orang yang lebih suka dan mengharapkan pemberian daripada memberi.

Mental pengemis  ini bahkan bisa dikatakan merata dari semua strata yang hanya ada di kalangan orang percaya.

Contoh sederhana saja; kebanyakan doa  dari orang percaya yang dipanjatkan kepada Tuhan nya; mayoritas isinya bisa dijamin adalah doa permohonan atau permintaan; sedang mempermuliakan Allah? Porsinya cuma sedikit !

Bukankah di dalam kenyataan nya, di dalam kehidupan yang ada di dalam rumah tangga orang percaya : sering tak ada ubahnya dengan rumah tangga orang kebanyakan ?

Tidak mencerminkan Kristus hadir dan ada di dalam nya. Bagaimana tidak ? Suami; karena merasa diri sebagai kepala rumah tangga dan imam bagi keluarga selalu menuntut isteri dan anak- anak agar bisa menuruti perintah nya dengan pembenaran diri sendiri bukannya menjadi teladan* bagi mereka ; seperti yang sudah Kristus teladankan kepada dirinya dengan Kristus sudah mengorbankan dirinya di atas kayu salib karena besar kasih Nya (agape) bagi umat manusia. 

Karena itu suami hendaknya agapelah dengan isteri dan anak anak seperti yang sudah diteladankan Kristus bagi diri kita.

Begitu juga isteri yang diberi peranoleh Allah sebagai penolong bagi suami (laki-laki); yang berarti isteri itu pasti diciptakan lebih kuat dari kaum laki-laki

Hanya saja dalam realita nya, banyak isteri-isteri yang justru sering jadi perongrong buat suami; jadi setan bantal nya bagi suami.


Tidak bisa puas dengan suami yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada dirinya. 

Jika ada kekurangan pada suami, hendaknya disadari bahwa tidak ada seorang manusia pun yang sempurna. 

Karena itu hendaknya isteri jangan selalu menuntut dan menuntut; walhasil hidup nikah nya jadi ajang pertempuran; jauh dari cerminan adanya kasih Kristus yang lemah lembut di dalam nya. 

Belum lagi ketika anak -anak yang sudah dianugerahkan dalam hidup nikah nya; ketika setiap harinya disuguhi pemandangan yang tidak bisa menjadi teladan bagi dirinya bahkan bisa merancuni kemurnian jiwa nya ; tidak heran jika dari keluarga yang amburadul ini akan lahir generasi pemberontak  yang anti kemapanan dan suka kepada kekerasan seperti yang bisa dilihat di waktu- waktu akhir ini. 


Jika gambaran rumah tangga orang percaya juga seperti ini halnya, bagaimanakah Kristus bisa dipermuliakan di dalamnya? Jangan hendaknya kita hanya bisa menuntut ingin dipermuliakan oleh Allah; jika kita sendiri saja tidak bisa mempermuliakan-Nya.


Terang dan garam ? Jauh dari kriteria itu; yang ada justru kita sudah mempermalukan nama Allah kita; yang ada di dalam nama Tuhan Yesus Kristus !

QUO VADIS rumah tangga (hidup nikah) orang percaya ?


(Stephen - Hera)

0 Response to "TERANG DAN GARAM"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post