HANYA DEKAT ALLAH SAJA AKU TENANG
Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."
Mazmur 50 : 15
Seringkali kita sebagai manusia...merasa tidak pernah merasa cukup diperhatikan, diterima atau dikasihi.
Saat kita kecil, sebagai anak kita pernah merasa kecewa dengan kasih orangtua kepada kita.
Kemudian saat kita menikah, kita berpikir pasangan kita akan mencintai kita sebagaimana kita ingin dicintai, sebelum kemudian banyak ternyata-ternyata yang kita temukan dan akhirnya mengecewakan kita.
Dan akhirnya kita berharap suatu saat nanti anak yang kita besarkan akan mengasihi kita, sebagaimana yang kita inginkan.
Demikian juga yang dialami Raja Daud, ia diabaikan oleh ayahnya sehingga tidak diperkenalkan kepada Samuel sebagai calon pengganti Saul.
Ia juga dipandang hina oleh istrinya, Mikhal..sampai-sampai istrinya menyamakan dengan "orang hina"
( 2 samuel 6:20 ), dan Ia juga diperlakukan dengan sangat menyakitkan oleh anaknya, karena ingin merebut kekuasaan dan berusaha membunuhnya.
Sampai pada akhirnya Daud berseru kepada Allah dalam kesesakannya, dan pada akhirnya Ia berkata dalam Mazmur 62, "hanya dekat Allah saja aku tenang".
Daud mencari perkenanan dari orangtuanya, tapi dia diabaikan, Daud mencari perkenanan dari istrinya, tapi dia direndahkan, Ia juga mencari perkenanan dari putranya, tetapi ia dikhianati.
Akhirnya ia mencari perkenanan Allah, dan ia menemukan kasih yang ia gambarkan sebagai "lebih baik daripada hidup".
Apakah selama ini kita meminta orangtua, pasangan atau anak-anak kita untuk menjadi pengganti Tuhan? Adalah suatu kesia-siaan ketika kita menaruh harapan kita pada diri orang berdosa lainnya.
Tapi seperti halnya Daud, saat kita menaruh pengharapan, kebutuhan untuk dikasihi pada satu-satunya pribadi yang senantiasa mengasihi kita dengan kasih yang sejati, kita akan dipenuhi kelegaan sehingga bisa fokus untuk mengasihi bukan dikasihi.
Jika kita meminta sesuatu melebihi apa yang Tuhan rancangkan bagi pernikahan kita, maka bukan pernikahan kita yang salah bila kita menjadi kecewa.
Mari kita mulai membangun hidup yang bergantung kepadaNya yang membebaskan kita untuk mengasihi, bukan menuntut untuk dikasihi, memberikan semangat bukan mengeluh, membesarkan hati pasangan, bukan menuntut mereka dengan pengharapan yang terlalu ideal.
Tuhan Yesus memberkati,
(Peter - Mace)
0 Response to "HANYA DEKAT ALLAH SAJA AKU TENANG"