PUNYA WAKTU KHUSUS BERSEKUTU DENGAN TUHAN
Mazmur 146 : 2 Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada
Mazmur 63 : 4 Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu
Mazmur Daud ini kelihatan sangat luar biasa. Daud mau memuji Tuhan sumur hidupku. Kelihatan begitu indah, cerah, dalam pujian yang memukau. Hanya saja jika kita baca Mazmur 63 dari ayat 1 sampai selesai barulah kita tahu bahwa dalam situasi apa mazmur ini terjadi.
Mazmur 63 : 1 – 3
Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Mazmur ini ada ketika Daud di Padang Gurun Yehuda, ketika menjadi buronan penguasa tertinggi Kerajaan Israel yaitu Raja Saul yang juga mertuanya sendiri. Di tengah situasi sulit, bahaya, tidak nyaman, keselamatan terancam, Daud punya waktu khusus untuk bersekutu dengan Tuhan. Hasil persekutuan inilah keluar pujian dan akhirnya Kemuliaan Tuhan nyata.
Tidak ada kemenangan jika tidak ada pergumulan, tidak ada pelangi jika tidak ada hujan, tidak ada kemuliaan jika tidak ada penderitaan, tidak korban pujian jika tidak kesulitan, tidak ada mujizat jika tidak ada hal yang tidak mungkin, tidak ada jalan baru jika tidak ada jalan buntu, tidak ada jendela yang terbuka jika tidak ada pintu yang tertutup.
Semua hal yang tidak enak adalah alat sarana mempersembahkan korban pujian. Korban Pujian menjadi jalan bagi kehadiran Tuhan, kehadiran Tuhan adalah pintu mujizat. Karena itu semuanya kembali kepada Tuhan. Kemuliaan hanya bagi Tuhan, karena memang dari Dialah segala mujizat, pertolongan, berkat, kesembuhan, jalan keluar, dan semua kebaikan kesetiaan Tuhan.
Semua itu dimulai dengan adanya waktu khusus pribadi untuk bersekutu dengan Tuhan.
Mazmur 63 : 6 – 9 Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
Dari kitab Mazmur, kita dapat melihat bahwa Daud punya pola waktu khusus dengan Tuhan. Pola ini dijalankan dengan disiplin. Dia mengambil waktu pada pagi hari dan malam hari. Ayat di atas Daud mengambil waktu malam hari.
Jadi jika Daud punya waktu khusus dengan Tuhan pada pagi hari dan malam, maka tidak heran jika hidupnya penuh pertolongan dan mujizat Tuhan. Dan Daud mengembalikan kemuliaan itu dalam bentuk pujian kepada Tuhan. Karena dia sadar bahwa dia bukan pencipta, dia hanya menerima. Dia bukan pemberi, dia hanya menerima pemberian.
Selama berpuluh tahun, saya adalah orang yang sangat jarang menghapal ayat Alkitab. Saya mungkin tahu isi ayat nya tapi tidak hapal alamatnya. Belakangan ini saya mulai mencoba menghapal beberapa ayat dan mengucapkannya setiap pagi waktu doa pribadi.
Dari hal konsisten ini, lahirlah kesadaran bahwa segala sesuatu yang saya terima adalah dari Tuhan dan mengembalikan kemuliaan, pujian dan hormat untuk Tuhan. Hal lain adalah semakin pupusnya kesombongan dan rasa sok bisa. Hidup kami bukan tanpa persoalan. Selalu ada pergumulan. Dari pergumulan inilah lahirlah pertolongan Tuhan dan Mujizat yang menjadi kemuliaan Tuhan.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "PUNYA WAKTU KHUSUS BERSEKUTU DENGAN TUHAN"