Iklan

RESPON

1 Timotius 1:17 (TB)  Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus  merupakan surat penggembalaan yang ditulis sekitar tahun 65 M oleh Rasul Paulus kepada Timotius di Efesus dan Titus di Kreta. Timotius adalah anak rohani Paulus yang sedang menggembalakan jemaat di Efesus dan kondisi jemaat saat itu adalah jemaat yang baru dirintis yang memiliki tantangan untuk manajemennya, pemilihan kepemipinan secara struktural, karakter beberapa orang, menghadapi guru-guru palsu dan bagaimana Timotius sekalipun masih muda tetap harus bisa menjadi teladan. Dan tujuan dari surat 1 Timotius tidak lepas dari tantangan-tantangan yang sudah dijelaskan diatas. 

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kebenaran Firman Tuhan ini? :

1. Pernikahan bukan soal baru atau lamanya usia pernikahan melainkan bagaimana pernikahan kita bisa menjadi teladan bagi Pernikahan-pernikahan lain (menjadi pintu pemulihan). Suami menjadi teladan bagi istri dan anak-anaknya, baik dalam hal spiritualitas, karakter dan pola hidupnya. Demikian juga istri dan anak-anak harus menjadi contoh bagaimana menjadi istri dan anak-anak yang berkenan kepada Tuhan. Kriteria istri dan anak-anak menurut standardnya Tuhan. 


2. Milikilah kemurnian iman dan doktrin yang benar, sehingga bisa merespon dengan benar terhadap serangan-serangan dari luar keluarga kita seperti dunia yang dipengaruhi oleh ilah jaman ini. Serangan dari luar ini bisa dari keluarga-keluarga lain mungkin di antara keluarga besar kita, bisa dari  lingkungan tetangga kita, bisa dari  lingkungan tempat kerja atau kantor kita, atau bahkan dari lingkungan gereja sekalipun namun yang tidak sungguh-sungguh hidup dalam iman yang murni dan doktrin yang benar. Iman yang tidak murni adalah iman yang bercampur dengan ajaran-ajaran nenek moyang, adat istiadat, dan cara-cara berpikir yang duniawi. Doktrin yang tidak benar adalah doktrin yang tidak bersumber dari Firman TUHAN atau doktrin yang tidak lengkap, tidak utuh tidak Koheren dan tidak komprehensif. 


3. Meyakini sepenuhnya bahwa Yesus adalah  Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Artinya meyakini dan menerima sepenuhnya serta untuk selama-lamanya Yesus sebagai Raja yang memerintah berkuasa penuh atas pernikahan kita, sehingga pernikahan kita berjalan dalam kebenaran dan kehendak-Nya (dalam ke 10 prinsip pernikahan),  sehingga dengan demikian pernikahan kita, keluarga kita membawa hormat dan pujian dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala jaman, yang kekal, yang tak nampak dan yang Esa. 


Suamiku ? Uhui! ... Istriku ? Uhui! ...

Saya mau! Mau apa? Mau berubah!


(Yoseph - Padma)


0 Response to "RESPON"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post