Iklan

TETAP MENYEMBAH APAPUN KONDISI KITA

Mazmur 66:1-4 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian Mazmur. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, 2 mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! 3 Katakanlah kepada Allah: ”Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu. 4 Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu.”


Ini merupakan ajakan untuk bersorak bagi Allah, ini merupakan panggilan untuk melihat kepada Dia yang benar-benar mulia. Sebagai manusia, jika kita tidak bersorak kagum kepada Allah yang menciptakan kita, maka kita akan bersorak kagum pada ciptaan.

Kehidupan hari ini, merupakan kehidupan yang ada di dalam dosa, sejarah kehidupan manusia, merupakan sejarah kelam di mana pusat dari penyembahan manusia adalah ciptaan fana. 

Dalam Yohanes 4:21-24, Tuhan kita lebih membutuhkan kualitas penyembah-Nya, penyembahan dan penyembah yang sejati bukan hanya tubuh kita tapi utuh mencakup tubuh, jiwa dan roh kita. Bapa kita menghendaki penyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.


Untuk sampai pada penyembahan sejati, bukanlah karena kita dapat melakukan itu melainkan karena Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya.


Untuk membawa manusia kembali kepada diri-Nya, inilah yang menjadi dasar iman kita hari ini.  Dan pernyataan Allah, sampai pada titik di mana Dia turun ke dalam dunia, yaitu Yesus Kristus.


Memuji Tuhan merupakan sebuah tindakan dari kemauan, adalah sebuah keharusan dalam memutuskan untuk memuji Tuhan, bahkan disaat kita tidak merasa nyaman dengan kehidupan. Pujian tidak tergantung pada perasaan kita. 

(Bob Sorge dalam bukunya “Mengungkap Segi Pujian Dan Penyembahan”)


Lebih jauh lagi, Penyembahan di hadapan Tuhan bukan hanya pada saat kita menyanyi, memuji dan menyembah-Nya, tapi seluruh hidup kita adalah pujian dan penyembahan di hadapan Tuhan.


Apapun yang kita lakukan dalam keseharian membuktikan dan menunjukkan kualitas keintiman kita dengan Tuhan.

Seberapa dekat hubungan kita dengan Bapa sehingga membuat hidup kita bisa menunjukkan kualitas penyembah yang benar di hadapan Tuhan?

Mari kita renungkan, apakah kita sudah menjadi penyembah- penyembah dalam kebenaran yang menjadi kerinduan Tuhan? 


Tuhan memberkati


(Agus - Vita)

0 Response to "TETAP MENYEMBAH APAPUN KONDISI KITA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post