Iklan

TETAP PERCAYA

Habakuk 3:19, ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. 


Satu saat dalam pergumulan yang saya hadapi, saya ingin supaya Tuhan menjawab nya berdasarkan apa yang saya inginkan (berdasarkan yang saya pikirkan, berdasarkan apa yang saya imajinasikan, saya harapkan). Tetapi kemudian tidak seperti yang saya harapkan. Pada waktu itu, saya coba merenungkan dan saya simpulkan bahwa saya memaksakan kehendakku bukan kehendak Allah. Saya yakin bahwa Allah lebih tahu apa yang terbaik hari ini untuk saya maupun untuk masa yang akan datang.

Lalu saya tidak mempermasalahkan dengan cara ngambek, marah, uring-uringan tetapi mengucap syukur dan tetap mempercayai DIA adalah Tuhan yang berdaulat.


Pengalaman yang saya alami, mungkin tidak sehebat yang dialami oleh Habakuk.

Dimana diayat 17, menyebutkan bahwa sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, ladang-ladang tak menghasilkan, kambing domba terhalau kurungan (artinya tidak ada tempat makanan dan minuman sebagai komuditas utama untuk keberhasilan dalam peternakan, malahan banyak yang mati karena kurang gizi, tidak melahirkan kambing domba yang sehat, tambun, berkualitas) serta lembu sapi tidak ada (artinya seperti diatas bukan bertambah tetapi malah berkurang). Tetapi Habakuk tetap bersorak-sorai didalam Tuhan (ayat 18). Ini artinya bahwa hidup kepercayaan kita kepada Tuhan tidak ditentukan berkat, tidak ditentukan Tuhan selalu menjawab doa dan kerinduan kita tetapi hidup kita harus tetap melekat dan memahami dengan benar siapa Tuhan yang kita akui, kita sembah. Tetap mengucap syukur dalam keadaan tidak baik. Bahkan yang paling utama tetap mengakui Yesus adalah Tuhan, tidak lari dari panggilan Tuhan, melainkan semakin bersemangat, semakin tambah cinta Tuhan.


Inilah kualitas hidup orang percaya yaitu orang percaya yang berkualitas prima, tidak mudah diiming-iming dengan kenikmatan duniawi, tetap teguh mempertahankan iman seperti yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berkata sekalipun Allah tidak menolong kami, kami tetap tidak menyembah patung yang tuanku buat.


Lalu apa konteksnya dengan keluarga ?

Dalam perjalanan hidup pernikahan kita tidak selamanya mulus, ada kalanya diatas dan ada kalanya dibawah. Sama seperti Pengk 3:1-8 bahwa selama didalam dunia ini, kita melewati musim-musim kehidupan, entah itu enak atau tidak enak, untung atau rugi, berbahagia atau tidak, berhasil atau tidak. Tetap yakin bahwa musim ini ada didalam tangan Tuhan (atau Tuhan ijinkan). Jadi kalau seandainya keluarga kita melewati musim yang tidak baik (seperti roda yang berada dibawah), jangan salahkan Tuhan, tidak perlu ngambek atau uring-uringan  dalam melayani, tetap setia mengerjakan nilai-nilai atau prinsip-prinsip Firman Tuhan, mengucap syukur selalu dalam segala hal, tetap berpikir positif, tetap berespon benar, dan lain-lain.

Itulah kualitas prima keluarga yang takut akan Tuhan.


Doa : Tuhan, ini iman kami bahwa Engkau Tuhan Allah kami, tidak ada yang salah terhadap apa yang Kau buat, kami tetap percaya kepadaMu sekalipun melewati hal-hal yang tidak seperti yang kami harapkan.

Bagi Engkau segala kemuliaan sampai selama lamanya.

Tuhan Yesus memberkati,


(Elim - Ratna)

0 Response to "TETAP PERCAYA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post