SHERPA
Yesaya 42:16, Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan
Tidak ada yang tidak mengetahui Mt. Everest (8.848 m) sebagai Gunung tertinggi di dunia.
Mendaki dan menampakkan kaki di puncak everest menjadi kebanggan bagi banyak pendaki profesional dari seluruh dunia.
Namun sejatinya itu bukanlah hal yang mudah: Suhu yang ekstrem, udara yang tipis, jalur yang berbahaya dan iklim yang berubah sewaktu-waktu, membuatnya menjadi tantangan yang menguji batas kemampuan fisik dan mental bagi seorang pendaki gunung.
Bagi para pendaki, adalah penting untuk mendaki dengan bantuan orang lokal yang hafal situasi dan seluk beluk pegunungan tersebut, sekalipun mereka sudah dibekali dengan pengetahuan dan menguasai teknik mendaki gunung dengan baik.
Tanpa bantuan Sherpa, perjalanan mendaki gunung Everest akan menjadi sangat membahayakan, bahkan hampir mustahil dilakukan.
SHERPA adalah suku asli pegunungan Himalaya yang bekerja sebagai pemandu, yang membantu pendaki menemukan jalur aman dan membawa beban berat, yaitu peralatan yang diperlukan untuk bertahan hidup di ketinggian yang ekstrem.
Pada 29 Mei 1953, akhirnya gunung Everest dapat ditaklukkan oleh Edmund Hillary; yang menjadi orang pertama yang menapakkan kaki di puncaknya.
Namun, dibalik kesuksesannya, ada sosok sherpa yang bernama Tenzing Norgay.
Sepanjang perjalanan Tenzing berjalan didepan, membuka jalur diantara Es dan Salju, memeriksa setiap langkah dan memastikan keamanannya. Dalam kondisi kabut tebal dan hampir tak terlihat Tenzing berkata “Jangan Khawatir, aku mengenal jalan ini. Aku akan memandu anda dengan aman.”
Setelah berhari-hari mereka akhirnya sampai dipuncak Mt. Everest.
Saat tinggal selangkah lagi mencapai puncak, Tenzing mempersilahkan Edmund Hillary menjejakkan kakinya terlebih dahulu dan menjadi orang pertama yang mencapai puncak Mt. Everest. Edmund Hillary menjadi terkenal di seluruh dunia, termasuk mendapatkan gelar bangsawan SIR dari Ratu Elizabeth II.
Demikian juga dengan kita, Apa yang sedang kita hadapi saat ini? Apakah ada Gunung tertinggi yang mustahil kita lalui? Adakah jalan yang terlalu terjal dan sukar? Apakah kita sedang dalam pergumulan yang bertubi-tubi menimpa kita, dan tidak ada Jalan keluar yang dapat kita lihat?
Puji Tuhan....
Kristus telah menaklukkan gunung tertinggi pencobaan yang ada di dunia, ketika Dia harus mati bagi dosa. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya (Yes 53:5).
Dia rela menjadi kutuk karena kita.
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. (Yes 53:3)
Dia sudah berada di sana. IA telah Menaklukkan semua jalan kematian yang harusnya kita lalui.
Jadi, bila kita saat ini menghadapi cobaan terberat dalam hidup kita, datang kepadaNya, Dia sanggup membawa kita melalui jalan-jalan sulit itu, Menaklukkan hingga membawa kita ke puncak gunung itu dan meletakkannya di bawah kaki kita. Dia akan menjadikan kita pemenang, bahkan lebih dari pemenang.
Respon kita hanyalah Percaya dan menyerahkan semuanya kepadaNya.
Dia telah memikul semua beban hidup kita di atas kayu salib, menggantikan ratap menjadi sukacita dan tari-tarian. Kita tidak pernah berjalan Sendiri, karena Ada DIA yang selalu setia menemani kita melewati setiap jalan dan gunung pencobaan dalam kehidupan kita. Amin
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. (2 Korintus 2:14a)
Heart For Souls
(Terry - Ciska)
0 Response to "SHERPA"