Iklan

TABUR TUAI

Pernikahan adalah ladang yang dipercayakan Tuhan kepada Suami dan Istri. Seperti petani yang menabur benih dan menanti waktu panen, demikian pula pasangan suami istri menabur kasih, pengampunan, kesetiaan, dan pengorbanan hari demi hari.

Firman Tuhan dalam Wahyu 14:15–16 menegaskan tidak hanya berbicara tentang penghakiman akhir zaman, tetapi juga memberi prinsip kebenaran bagi setiap pasangan: ada masa menabur, ada masa menanti, dan ada masa menuai


Dalam tahun-tahun awal pernikahan, banyak pasangan belajar menabur benih—benih pengertian, kesabaran, doa, dan cinta kasih.

Namun menabur bukan hal yang mudah:

Kadang benih kasih ditabur di tanah yang keras: saat pasangan keras kepala.

Kadang benih pengampunan harus disiram air mata.

Kadang benih kepercayaan harus bertahan dalam badai konflik dan pergulan.


Pertanyaannya: Apakah kita setia menabur dalam pernikahan kita, meski belum melihat hasilnya sekarang?


Wahyu 14:15 ada proses waktu. Tuhan tidak langsung mengayunkan sabit, tapi menanti hingga "tuaian sudah masak."

Begitu pula dalam pernikahan:

Tidak semua perubahan terjadi seketika.

Doa-doa kita bagi pasangan tidak langsung terlihat hasilnya.

Perjuangan untuk saling memahami bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Tetapi jangan menyerah. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya. Bila kita setia menabur *kebaikan dalam Kristus, kita akan menuai pada waktunya (Galatia 6:9).


Saat buah itu cukup masak, Tuhan tahu kapan waktu yang tepat untuk menuai hasil dalam pernikahan kita.

Kadang tuaian itu datang dalam bentuk:

Pemulihan hubungan yang lama rusak.

Anak-anak yang bertumbuh dalam kasih Kristus.

Pelayanan bersama yang kuat karena kesatuan hati.

Damai sejahtera yang melampaui akal di tengah badai.

Wahyu 14:16 memperingatkan: akan datang penghakiman Tuhan atas bumi.


Pertanyaan pentingnya: Sudahkah kita mempersiapkan pernikahan kita untuk penuaian kekekalan?


Dalam Pernikahan Suami Istri, mempunyai panggilan:

Untuk terus setia menabur dalam kasih, bukan kebencian.

Untuk terus berharap kepada Tuhan, bukan menyerah pada situasi.

Untuk terus membangun pernikahan yang berakar dalam Firman.


Kata-kata hari ini:

Tuaian yang kekal tidak lahir dari kemudahan, tetapi dari kesetiaan.


Pernikahan bukan hanya tentang sukacita di bumi, tetapi siap menyambut Kristus saat Ia datang menuai.


Refleksi:

Jika Tuhan datang hari ini dengan sabit-Nya, apa yang akan ditemukan-Nya dalam ladang pernikahan kita?


Doa: "Tuhan Yesus, Engkaulah Tuhan atas musim. Ajar kami untuk setia menabur kasih, pengampunan, dan kesetiaan dalam pernikahan kami. Walau hasilnya belum terlihat, kami percaya Engkau sedang bekerja. Tolong kami agar tidak menyerah, dan tetap percaya bahwa pada waktunya kami akan menuai tuaian yang indah dari-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin."_


Penerapan

Satu hal baik yang akan saya tabur hari ini dalam pernikahan saya adalah...?

Lakukan satu tindakan nyata hari ini yang mencerminkan penaburan kasih

  ➤ Mengucapkan terima kasih dengan tulus

  ➤ Memberi pelukan dan pujian

  ➤ Mendengarkan dengan penuh perhatian

  ➤ Berdoa bersama sebelum tidur


TYM


(Awang - Devi)

0 Response to "TABUR TUAI"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post