TANGKI HATI
Yehezkiel 34:5B-6 (TB), Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya.
Yehezkiel 34:6 (FAYH) Domba-domba-Ku berkeliaran di gunung-gunung serta bukit-bukit dan tercerai-berai di seluruh permukaan bumi. Tidak ada seorang pun yang mau memperhatikan mereka atau mencari mereka
Tuhan sedang menegur para pemimpin Israel yang lalai menjaga umat-Nya. Domba-domba tercerai-berai karena tidak ada yang mencari atau memperhatikan mereka. Ini bukan hanya teguran bagi gembala, tetapi juga menjadi cermin bagi relasi kita sehari-hari—termasuk dalam pernikahan.
Jika dalam sebuah pernikahan salah satu pasangan merasa “berkeliaran, tercerai-berai, dan tidak diperhatikan”, itu adalah tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan.
1. Jangan Biarkan Pasanganmu Berkeliaran Sendirian
“Domba-domba-Ku berkeliaran...”
Banyak pasangan hidup serumah, tapi jiwanya berjauhan. Mereka bersama secara fisik, tapi tidak sehati secara emosional dan rohani. Ketika suami sibuk dengan pekerjaannya dan istri tenggelam dalam rutinitas, mereka mulai menjauh perlahan.
Jadilah teman perjalanan bagi pasanganmu.
Luangkan waktu berkualitas, bukan hanya waktu fungsional.
Jangan hanya berbicara soal anak, uang, atau tugas rumah—bicara juga soal hati, impian, dan pergumulan pribadi.
2. Jangan Biarkan Pasanganmu Tercerai-Berai Secara Emosional
“...dan tercerai-berai di seluruh permukaan bumi.”
Tercerai-berai berbicara tentang kehilangan arah, kehilangan koneksi. Dalam pernikahan, ini bisa berarti komunikasi yang rusak, kekecewaan yang tak pernah diselesaikan, atau luka batin yang dibiarkan membusuk.
Jangan tunda permintaan maaf atau pengampunan.
Jangan abaikan luka kecil; segera obati dengan kasih dan pengertian.
Rutinlah membangun kembali koneksi, walau sederhana—dengan pelukan, doa bersama, atau sekadar tanya “Kamu capek ya hari ini?”
3. Perhatikan dan Carilah Pasanganmu dengan Kasih
“Tidak ada seorang pun yang mau memperhatikan mereka atau mencari mereka.”
Ini adalah teguran terdalam: ketidakpedulian. Dosa pertama dalam pernikahan bukanlah pertengkaran, tetapi ketika kita berhenti peduli. Ketika kita tidak lagi mencari hati pasangan, tidak lagi berjuang memulihkan yang retak.
Jadilah pasangan yang peka—bukan hanya melihat wajahnya, tapi juga membaca hatinya.
Jangan tunggu pasangan berseru, tapi cari dan perhatikan duluan.
Lakukan pelayanan kasih secara aktif: kejutan kecil, pujian tulus, atau doa dalam diam.
Yesus adalah Gembala yang mencari yang hilang (Lukas 15:4-6). Dalam pernikahan, kita dipanggil meneladani-Nya—mencari, memulihkan, dan merangkul pasangan kita.
Apakah pasanganmu merasa "diperhatikan dan dicari", atau justru merasa sendirian dalam rumah tangga?
Ingat tentang TANGKI HATI. suami Tangki hatinya adalah Penghormatan dan Penghargaan, istrimu Tangki hatinya adalah Kasih dan pujian. Prinsip tanggung jawab suami istri ini harus hidup dalam Kehidupan pernikahan kita dan kita praktekkan setiap hari. Supaya kita menjadi Suami istri yang berkemenangan.
Kita suami istri boleh berkata dan berdoa:
Tuhan, ajar kami menjadi pasangan yang tidak acuh. Bukalah mata kami untuk melihat pasangan kami sebagaimana Engkau melihat domba-domba-Mu—berharga dan layak dicari. Pulihkan kasih kami dan tuntun kami dalam jalan pengampuanan, kepedulian dan kasih.
Membangun keluarga Melahirkan Generasi Mulia.
(Freddy - Eunike)
0 Response to "TANGKI HATI"