Menikmati Surga di Bumi Melalui Keluarga (Prolog - 1)
Mengapa Allah menciptakan Pria dan Wanita begitu berbeda? Secara fisik, karakter dan banyak lagi latar belakang perbedaan-perbedaan yang membuat hubungan pria wanita menjadi sulit? Mengapa harus melibatkan Tuhan sang pemilik lembaga pernikahan dalam hubungan suami istri?
Alasan utamanya adalah agar “suami istri” bergantung hanya kepada-Nya saja.
Allah ingin berada di pusat setiap pernikahan, jadi Ia mengizinkan hubungan suami istri begitu rumit bahkan terkadang sulit. Allah tidak mengadakan mujizat dalam pemulihan hubungan dalam pernikahan. Setiap pasangan harus berjuang dan mengupayakan agar pernikahan mampu bertumbuh dengan pemahaman dan pengenalan yang baru terhadap pasangan. Allah memastikan bahwa Dia adalah jawaban bagi setiap masalah kehidupan. Tanpa kehadiran dan kuasa Allah, tidak ada satu pasanganpun dapat membangun keintiman sejati dan kasih yang mendalam.
Akhirnya, usia pernikahan tidak pula menjamin kebahagiaan rumah tangga yang kita jalani, jika kita tidak melibatkan Tuhan di dalamnya. Apapun kondisi dan keadaan kita, ketika suami istri bergandengan tangan, Tuhan selalu memberikan jalan keluar untuk setiap pergumulan Anda dan saya...
Mengapa dua orang baik menikah dan tidak ada gejolak yang berarti dalam rumah tangga mereka, setia, tidak berzinah, tidak kasar, bukan perokok, bukan pemabuk, bukan penjudi, tapi tidak bisa menikmati kebahagiaan dalam pernikahannya? Banyak cerita alkitab yang menunjukkan bagaimana sebuah keluarga mengalami kekacauan karena tidak adanya kesatuan suami istri. Baca Kejadian 27, cerita tentang Ishak dan Ribkah dengan anak-anak mereka Esau dan Yakub. Ketika tidak ada keterbukaan, bahkan tidak ada kesatuan antara suami istri, adanya pilih kasih terhadap anak-anak mereka. apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka?
Banyak contoh ayat2 di dalam alkitab yang bisa Anda baca, mengajarkan kita bagaimana mengasihi, menghargai dan tidak mementingkan diri sendiri, bagaimana berkomunikasi seperti yang Tuhan mau seperti di Filipi 2:1-5; Efesus 5:22-33; Kolose 3:12-25. Tapi apakah kita sudah melakukannya?
Setelah Menikah, sebagian besar para pria dari suatu pasangan tidak tahu bagaimana cara membahagiakan pasangannya. Mereka berpikir apa pun yang mereka lakukan tidak pernah cukup untuk memuaskan atau membahagiakan pasangan mereka. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa setelah menikah, pasangan mereka tidak membutuhkan apa-apa lagi darinya. Namun, apakah hal-hal yang mereka lakukan bukanlah apa yang sebenarnya diinginkan oleh istri mereka?
Banyak pasangan yang tidak sukses dalam pernikahan karena tidak mempunyai visi yang jelas dalam membangun sebuah keluarga. Mereka menikah karena tujuan-tujuan yang salah. Menikah karena pemberontakan, pelarian, karena hanya melihat penampilan fisik, takut berdosa (Sex), karena merasa kesepian, karena tekanan sosial, karena ingin mendapatkan keuntungan materi. Itu adalah beberapa alasan yang salah dalam pernikahan.
Konsep pernikahan bagi sebagian banyak “Suami” adalah “Bertanggung Jawab” untuk menafkahi keluarga. Itu tidak salah namun ketika tujuan menikah “hanya itu” ... itu yang salah.
Banyak hal yang harus dipahami dan dimengerti serta dilakukan oleh para suami khususnya. Bahkan tanggung jawab untuk mendidik anakpun diserahkan ke istri. Karena merasa bahwa tugas suami adalah sebagai pencari nafkah.
Dalam Mazmur 128 ditulis, setiap berkat rumah tangga, dimulai dari Laki-Laki yang takut akan Tuhan. Bagaimana dengan Anda?
0 Response to "Menikmati Surga di Bumi Melalui Keluarga (Prolog - 1)"