Menikmati Surga di Bumi Melalui Keluarga (5)
By
sianny
—
Jumat, 17 Juni 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Hari ke 5
Pujian
Filipi 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri
Semua orang ingin dipuji. Tapi dengan pujian yang tulus. Pasti ketika Anda masih berpacaran, tentunya Anda sering memuji pasangan Anda. Namun mengapa pujian tersebut harus berhenti? Seharusnya hal itu tidak berhenti. Tetaplah memuji pasangan Anda. Dengan melakukan hal ini, Anda akan membuatnya bahagia dan pada akhirnya, keluarga Anda menjadi lebih bahagia. Pujian tersebut juga akan membantu membuka mata Anda terhadap kekuatan yang dimiliki oleh istri Anda. Seperti biasa, pujian itu tidaklah harus dibuat-buat tetapi cukup agar dia sadar bahwa Anda senang akan usaha yang dia berikan kepada pernikahan dan keluarga Anda. Bantulah dia untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Beberapa wanita kadang-kadang merasa tidak percaya diri dengan badan mereka, terutama jika mereka telah melahirkan beberapa anak. Gunakanlah kesempatan ini untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Ketika mereka mengkritik diri mereka, yakinkanlah betapa cantiknya mereka. "Sayang, kamu kelihatan cantik dengan baju itu." Seperti yang dikatakan tadi, pujiannya tidaklah harus rumit, tetapi harus berasal dari hati Anda.
Coba breakdown keseharian Anda, dan Anda akan tahu seberapa banyak waktu untuk keluarga. Dari sejak pagi meninggalkan rumah berangkat ke kantor, saat Anda berada di kantor, memberikan energi dan pemikiran maksimal untuk semua kerjaan yang harus diselesaikan, Anda mampu bersikap sangat bijaksana di kantor, Anda memiliki toleransi yang sangat besar ketika berhadapan dengan masalah bahkan kesalahan yang dibuat oleh staf dan karyawan Anda, menyediakan waktu berlama-lama untuk mendengar laporan tentang kegagalan, Anda cakap bersikap positif dalam menanggapi semua itu. Bahkan Anda selalu memberikan solusi atas setiap masalah yang timbul. Anda mempunyai “target” yang jelas untuk mencapai tujuan. Anda juga memberi pujian pada staf dan bawahan yang berprestasi dan bekerja dengan baik.
Tapi sesampainya di rumah, keluarga mendapatkan “energi sisa” Anda. Ketika Anda sedang dalam kondisi tidak nyaman bersama pasangan, apakah Anda bisa duduk diam dan memberikan telinga untuk mendengar keluh kesahnya? Apakah sukacita dan semangat masih ada ketika anak-anak melaporkan kegiatan-kegiatan di sekolah, bahkan adakah kesempatan bermain bersama mereka? Apakah Anda sanggup memberikan toleransi ketika ada kesalahan yang dibuat pasangan? Apakah Anda mempunyai target dan pencapaian yang jelas dalam pernikahan? Apakah Anda punya waktu khusus untuk memikirkan kebahagiaan pasangan dan keluarga? Apakah Anda pernah berterima kasih dengan apa yang istri Anda kerjakan seharian? Pernahkah Anda memuji kebersihan rumah? Memuji masakan yang sudah tersedia di meja makan? Berterima kasih karena anak-anak yang sudah rapi menunggu papa mereka pulang? Memberikan pujian karena kamar sudah rapi dan wangi, bukan malah tanpa ganti pakaian langsung membaringkan diri di tempat tidur?
Pernahkah Anda menghitung dan menganalisa kuantitas dan kualitas komunikasi dengan pasangan dalam sehari? Apakah Anda bisa mengingat setiap kata yang keluar sejak bangun tidur di pagi hari, sampai masuk kembali ke kamar yang sama pada malam harinya?
Ketika para suami "bisa" berpikir, menganggap dan melihat apa yang dilakukan pasangan juga tidak kalah penting dibanding dengan tugas para suami, saat itulah kata2 pujian dan apresiasi kepada pasangan dengan mudahnya terucap.
Apakah kata-kata pujian kepada istri sudah terucap dari mulut para suami hari ini? Mulailah!
0 Response to "Menikmati Surga di Bumi Melalui Keluarga (5)"