PERANAN DALAM KELUARGA

Berbicara tentang peranan dalam keluarga, dapat ditemukan adanya suami-suami yang tidak berdiri sebagai kepala rumah tangga dengan baik atau istri yang tidak menempatkan diri sebagai penolong suami dengan baik. Sehingga hirarki kepemimpinan keluarga menjadi tumpang tindih. Suami-suami beranggapan mendidik anak menjadi urusan istri, karena sudah bekerja seharian; wibawa suami sebagai kepala keluarga hilang, istri-istri mengambil alih kepemimpinan. Ketidak kejelasan peranan inilah, berakibat anak-anak menjadi liar dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. Peranan yang seperti inilah yang mengakibatkan banyak keluarga-keluarga yang tercabik-cabik dan runtuh. Hubungan suami istri tidak lagi harmonis dan yang berujung pada perselingkuhan dan perceraian.  Anak-anak jatuh kedalam berbagai-bagai kejahatan ; pengerusakan, pembunuhan, terikat  obat-obat terlarang, mabuk-mabukan, free sex, dan masih banyak lagi. Yang lebih menyedihkan lagi, kondisi seperti ini telah merambah dan merasuk kedalam sendi-sendi kehidupan keluarga-keluarga Kristen. 

Rasul Paulus dengan tegas menasehati jemaat di Korentus; dalam 1 Korentus 11:3 “ Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah”. Tentunya ayat tersebut sebagai nasehat, agar peranan dalam keluarga harus ditegakkan, sehingga keluarga-keluarga mempunyai pedoman yang dihidupi oleh keluarga-keluarga secara benar, ideal dan sejalan dengan firman Tuhan.

Marilah kita menempatkan diri dalam kelurga dengan benar, agar dalam menjalankan peranan berjalan sesuai aturan dan akan mendatangkan kebaikan serta kebahagiaan bagi pasangan suami istri dan anak-anak dimasa yang akan depan.

Tweet