PERTANGGUNG JAWABAN PRIBADI BUKAN PASANGAN
By
Moment of Unity Official
—
Senin, 12 September 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Ayat bacaan : Kej 3:.9-21
Beberapa waktu ini kami cukup dekat dengan seorang wanita yg sdh tidak muda lagi mungkin sudah sekitar 35 tahun usianya. Setiap kali pembicaraan perbincangan soal jodoh pasti dia sisipkan dengan harapan kami membantu dalam doa dan sekarang-sekarang ini mencarikan jodoh baginya. Semakin lama pembicaraan soal jodoh telah menyita hampir secara keseluruhan waktu pembicaraan dengannya, tentu menjadi tidak menyenangkan bukan jika pembicaraan dikooptasi untuk kepentingan sebelah pihak saja.
Lalu kami sampaikan beberapa hal padanya. pertama kami sampaikan untuk tidak memusingkan soal jodoh, tapi apakah kehendak dan rencana Allah sudah tergenapi atau belum dalam kehidupannya ? Bagaimana dengan pertumbuhan pengenalannya dengan Tuhan ?? Tak perlulah pusing-pusing mikirin jodoh kalau memang belum dapat, karena toh pada akhirnya di kekelan nanti toh.. setiap kita akan diminta pertanggung jawabannya secara pribadi demi pribadi bukan secara pasangan. Seperti Adam dan Hawa, mereka ditanyai satu per satu mengenai apa saja yang telah mereka perbuat dan lakukan.
Hukuman yang diberikan bersifat pribadi, berbeda antara Adam dan Hawa, meskipun pada waktu Hawa mendengarkan celotehan si Liong li ciek itu bersama-sama dengan si Adam (kej 3:6). Banyak orang masih mengikuti pengajaran alkitab abad ke 17 bahwa Adam bersalah karena perbuatan si Hawa, karena hegemoni kaum pria atas wanita selama ribuan tahun. Nyatanya Tuhan secara adil menghakimi Adam dan Hawa dan menghukum mereka sesuai kesalahannya.
Demikian juga setiap kita yang sudah tinggal dalam mahligai pernikahan, meskipun kita sudah berpasangan tetap setiap pribadi kita punya tanggung jawab untuk bertumbuh dalam pengiringan kita kepada Tuhan. Tapi banyak Suami atau Istri saling menyalahkan satu sama lain dan tidak mau bertanggung jawab secara pribadi atas kesalahan masing-masing. Mereka tidak mau berubah karena pasangannya tidak mau berubah, bahkan memberi syarat kalau pasangannya berubah maka baru mau berubah.
Pribadi-pribadi yang berhenti berubah dan tidak mau bertumbuh dalam pengenalan dan keserupaan dengan Tuhan, ibarat zombie-mayat hidup- yang hambar, tidak ada kehidupan ilahi yang terpancar. Ritualitas menjadi andalan mereka untuk menunjukkan mereka masih eksis dalam kekristenan tetapi dirumah mereka di dalam hati yang terdalam kehidupan itu sudah berhenti, mungkin sudah mati.
Mari kita terus bertumbuh dalam Tuhan, mari kita mengenal Yesus dan tidak memusingkan kesalahan dan kekurangan pasangan kita atau orang lain... karena toh nantinya setiap kita pribadi akan dihakimi masing-masing.
0 Response to "PERTANGGUNG JAWABAN PRIBADI BUKAN PASANGAN"