MENYALIBKAN KEINGINAN DIRI SENDIRI
By
sianny
—
Sabtu, 29 Oktober 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Bacaan : 2 Korintus 5:11-15
Tujuan pertama dari pernikahan (melampaui kebahagiaan, ekspresi seksual, mendapatkan keturunan, kebersamaan, saling memperhatikan dan menyediakan, atau apapun alasan-alasan lainnya) adalah untuk menyenangkan hati Tuhan. Tantangannya adalah bahwa hal ini menuntut hidup yang berkorban tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri. Kita tidak lagi bertanya “Apa yang membuat saya senang ?” tetapi kita diajarkan untuk bertanya “Apa yang membuat Tuhan senang ?” Sekadar untuk berjaga-jaga jika kita belum juga mengerti kebenaran ini, Paulus menggarisbawahi dengan pesan : “supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Kor 5:15).
Sebagai seorang Kristiani kita tidak punya pilihan lain. Kita berhutang kepada Yesus Kristus. Karena itu kita harus hidup bagi Dia, menjadikan Dia hasrat kita yang paling kuat, dan pendorong utama hidup kita. Untuk bisa melakukan hal tersebut, kita harus mati terhadap semua keinginan kita setiap harinya. Kita harus menyalibkan desakan keinginan di balik setiap tindakan dan keputusan yang berpusat pada keuntungan diri sendiri. Tulisan Paulus mengenai hal ini sangat mengesankan : “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami” (2 Kor 4:10).
0 Response to "MENYALIBKAN KEINGINAN DIRI SENDIRI"