SETIA
By
Moment of Unity Official
—
Minggu, 02 Oktober 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
"Ya Tuhan, Engkaulah Allahku ; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu ; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yg ajaib yg telah ada sejak dahulu".
Yesaya 25 : 1
Saat kita mau bertekun dalam pernikahan, sebenarnya kita sedang menciptakan sesuatu
yang tiada bandingnya.
Membangun suatu pernikahan yang berakar kuat membutuhkan waktu dan usaha yang sangat besar. Tapi hal itu akan menghasilkan kasih yang teruji nilainya, jauh melampaui gejolak asmara yang sering kita rasakan saat mulai masuk dalam pernikahan.
Seringkali keromantisan yang kita nikmati di tahun-tahun awal pernikahan hilang dengan cepat, diganti harapan-harapan yang
tidak terpenuhi, tugas membesarkan anak, masalah keuangan dan ternyata-ternyata lainnya yang baru kita temukan dalam diri pasangan kita.
Namun pada saat-saat yang melelahkan tersebut, sebenarnya kita sedang menumbuhkan akar-akar yang tidak terlihat yang menghujam dalam-dalam dan siap menghasilkan buah yang tidak bisa disamai oleh cinta yang masih baru dan belum teruji. Sebenarnya suatu proses keintiman sedang berlangsung
asal saja kita tetap bertahan dan tidak membunuhnya dengan perceraian.
Kalau kita perhatikan pasangan-pasangan tua yang telah melewati semuanya bersama-sama dan berusia 70 atau 80 an tahun, mereka memang rapuh secara fisik, tetapi kuat dalam cinta, yang menjalani hidup sebagai suatu kesatuan. Seringkali mereka mirip dalam segala hal, mulai dari melahap makan siang mereka, berjalan bersama-sama, ibarat penari, gerakan dansa mereka sudah sempurna sehingga setiap langkah terayun serempak dan seirama.
Orang yang berpindah dari satu hubungan ke hubungan lain mengikuti gejolak perasaan mereka, tidak akan benar-benar merasa bahagia dan tidak pernah menemukan apa yang mereka cari karena mereka membiarkan kegelisahan mereka menutup kesempatan bagi orang yang potensial menjadi pasangan hidup mereka.
Tidak ada pasangan yang sempurna, yang ada hanyalah orang berdosa, orang berdosa & orang berdosa. Akan tetapi ketika kita belajar untuk menerima dan mencintai satu orang berdosa dalam pernikahan kita, kita perlahan tapi pasti sedang membangun persekutuan dan keintiman yang tiada bandingnya.
Biarlah cinta kita tidak memudar seperti es krim yang meleleh tapi bertumbuh seperti guliran bola salju, bertambah kuat dan besar sepanjang jalan.
Seringkali adalah baik untuk setia pada satu hal saja.
0 Response to "SETIA"