APAKAH KELUARGA KITA SUDAH MENUJU KELUARGA ILAHI?
By
sianny
—
Rabu, 02 November 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Yunus 1 : 1-17
Dalam perikop ini seperti yang sudah kita ketahui, Yunus yang diperintahkan Allah pergi ke Niniwe untuk memperingatkan kota tersebut agar segera bertobat malah pergi ke Tarsis karena Yunus tidak suka kepada Niniwe. Dalam perjalanannya ke Tarsis terjadilah badai dan Yunus sadar bahwa ini terjadi karena dia tidak taat dan ingin lari dari Allah. Yunus kemudian diceburkan ke laut dan ditelan oleh ikan besar. Yunus tinggal di dalam perut ikan selama 3 hari.
Terjadi ironi, harusnya Yunus yang memakan ikan, bukan ikan yang memakan Yunus. Yunus, sebagai nabi Allah yang seharusnya membawa damai, berita baik, atau menjadi bagian dari solusi bagi orang-orang sekitarnya malah menjadi pembawa bencana atas seisi kapal. Keselamatan dan harta seisi kapal menjadi korban dari tindakan Yunus yang melenceng dari rencana Allah semula atas hidupnya.
Kita dapat menarik pelajaran untuk pernikahan kita atas apa yang dialami oleh Yunus.
Tujuan Allah dalam membentuk pernikahan anak-anakNya sudah jelas yaitu terbentuknya keluarga Ilahi - lahirnya generasi –generasi mulia.
Namun, dalam perjalanannya seringkali arah pernikahan itu melenceng jauh dari rencana Allah. Terjadi ironi, mulut yang seharusnya saling memberi kata-kata berkat malahan saling mencaci-maki. Tangan yang seharusnya dipakai untuk membelai pasangan malah dipakai untuk menampar pasangan. Sehingga terjadilah pertengkaran demi pertengkaran, masalah demi masalah, badai demi badai silih berganti. Tidak hanya anak yang menjadi korban, orangtua, saudara bahkan tetangga terkena dampaknya.
Sama halnya dengan Yunus, kita banyak menjumpai keluarga-keluarga anak Tuhan yang seharusnya menjadi teladan malah menjadi batu sandungan karena perbuatan mereka yang tidak mencerminkan Kristus bahkan menjadi sumber masalah. Tak jarang kita menemukan justru keluarga yang belum mengenal Tuhan hidup lebih benar daripada keluarga anak Tuhan.
Mari kita merefleksikan keberadaan keluarga kita saat ini. Sudahkah kita “on the right track” menuju keluarga Ilahi yang melahirkan generasi-generasi mulia dan berdampak positif terhadap komunitas kita ?
0 Response to "APAKAH KELUARGA KITA SUDAH MENUJU KELUARGA ILAHI?"