Iklan

KELUARGA BARU

Membentuk keluarga baru harus “lepas” dari intervensi keluarga semasa belum menikah, dan masuk kehidupan yang baru. (pihak ketiga yang merusak rumah tangga tidak hanya PIL atau WIL, tapi juga keterlibatan orang tua dan mertua yang berlebihan)

Banyak “Keluarga Baru” yang bermasalah bukan karena hal-hal yang besar, tapi hanya karena mereka “belum lepas” dari ikatan-ikatan emosi yang pernah ada sebelumnya, baik dengan orang tua maupun dengan saudara-saudara.
Ketika suami istri menikah, mereka sudah menjadi keluarga baru, bersatu dengan istrinya.
Saat inilah mereka harus memutuskan semua ikatan emosi yang pernah ada dan membangun ikatan emosi yang baru dengan pasangannya.
Ada suami istri yang bermasalah dalam keseharian mereka, dimana suami terlalu dekat dengan saudara-saudaranya. Prioritasnya selalu ke mereka, ada kebutuhan apapun saudaranya harus dibantu dan diutamakan. Ini menjadi masalah dalam keluarga mereka.
Kami juga sempat bertemu dan sharing dengan para istri yang mengeluh tentang rumah tangganya. Mereka tidak selingkuh, tidak kasar, bukan pemabuk maupun perokok, taat beribadah bahkan terlibat aktif dalam pelayanan, tapi kedekatan dengan orang tua yang dibangun terlalu berlebihan hingga mengalahkan pasangannya.
Ada juga seorang yang cerita ketika saya sharing tentang keluarga. Pihak wanita adalah keluarga yang kaya dan setelah menikah, mereka “memaksa” pihak laki-laki untuk tinggal serumah dengan mertuanya. Sang suami merasa tertekan dan tidak nyaman selama usia pernikahan mereka. Perannya sebagai suami tergantikan oleh mertuanya.
Ketika kita masuk dalam pernikahan dan suami istri tidak hidup seturut dengan firmanNya, pasti akan menemui permasalahan yang mendasar, PRIORITAS.
Seperti prolog di hari 1, mengapa dua orang baik menikah tapi tidak berbahagia (Kejadian 25 – 27 tentang Ishak dan Ribkah)
Dari cerita Ishak dan Ribkah kita bisa amati bahwa mereka adalah orang2 baik yang mengasihi Tuhan.
Namun ketika dalam rumah tangga mereka tidak ada keterbukaan, (ribkah mendapat wahyu dr Tuhan ttg anak yg dikandung) tapi tidak dikomunikasikan kepada Ishak, selanjutnya ada pilih kasih Ribkah lebih kasih kpd Yakub sdgkan Ishak lebih mengasihi Esau.
Terjadi perebutan hak kesulungan, kebohongan utk merebut berkat, rekayasa kepergian, Ribkah berani menanggung kutuk bahkan hampir terjadi pembunuhan.
Itu dimulai "hanya" masalah tidak adanya keterbukaan dalam komunikasi.

Banyak pasangan suami istri salah dalam menempatkan fokus, suami kalau sudah "menafkahi" keluarga merasa cukup bertanggung jawab, sedang istri merasa sudah seharusnya menjadi istri ketika dia sudah "bertanggung jawab mengurus rumah" dan anak2. Itu yg tidak disadari.

Ketika suami istri attached atau menempel, menyatu, salah satu hal paling penting yang perlu dijaga dalam pernikahan adalah mulut kita, bagaimana berkata dg hikmat dan lembut, tetap memelihara dan menjaga perasaan sayang, cinta dan juga kebanggaan terhadap pasangan.
Istri saya pernah mengatakan, jangan sampai rasa banggaku terhadap kamu pudar, karena itu akan menyebabkan perasaan cinta, sayang dan kasih terhadap kamu sedikit demi sedikit akan hilang. 
Dan harus diingat, kebanggaan terhadap pasangan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi HARUS DILATIH dan dijaga oleh suami istri.

0 Response to "KELUARGA BARU"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post