KELUARGA YANG LENGKAP
By
sianny
—
Rabu, 30 November 2016
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Ketika Laki-laki dan perempuan disatukan dalam ikatan perjanjian seumur hidup, mereka disebut KELUARGA, termasuk anak-anak yang di anugerahkan dalam pernikahan.
Masuk dalam pernikahan dan membangun keluarga baru, suami istri harus belajar mengerti peran dan tanggung jawab masing-masing. Bagaimana bersikap sebagai suami yang takut akan Tuhan dan mendatangkan berkat bagi keluarganya (Mazmur 128), begitu pula bagaimana menjadi istri yang cakap (Amsal 31:10-12)
Dalam Titus 2:2-8 Firman Tuhan menegaskan bagaimana menjadi “laki-laki tua dan perempuan tua”
2:2 Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.
2:3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik
2:4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
2:5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.
2:6 Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal
2:7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,
2:8 sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita
Mengapa kita harus memahami "peran" sebagai ayah dan ibu?
Kalau ada pertanyaan mengapa ada anak-anak yang tidak menghargai orang tuanya, sulit diatur, memberontak bahkan berkata kasar dan kurang ajar dan banyak lagi hal2 buruk yg dilakukan anak terhadap ayah ibunya?
Pernahkah kita flash back dan mengingat perilaku kita thd orang tua saat menjadi seorang anak?
Mari kita cermati 10 hukum di Keluaran 20 secara khusus ayat 12, hukum yg ke lima, "Hormatilah Ayahmu dan Ibumu"
Berbeda dengan kebanyakan hewan, seekor penyu cukup menyimpan telurnya di bawah pasir, lalu bisa segera kembali ke laut.
Dan pada waktunya bayi2 penyu akan keluar dan tanpa bantuan orang tua, pelan-pelan merayap ke laut sendiri.
Bandingkan dengan bayi manusia! Mungkin baru 15 tahun kemudian seorang anak betul-betul bisa hidup mandiri. Itupun terbatas melakukan aktivitas harian. Bukan mencari nafkah yang bisa menghidupinya.
Ini menegaskan kembali, betapa bermaknanya peran orang tua bagi “survival” anak-anak mereka!
Hampir-hampir tak tergantikan/ Indispensable oleh apapun dan siapapun.
Hutang kita semua kepada orang tua tak akan pernah terbayarkan.
Memang ada orang tua yang tidak bertanggung jawab, tapi walau demikian, seorang anak adalah tetap anak yang berhutang karena melalui merekalah mereka dilahirkan.
Mengapa Allah memberikan perintah ini? Mengapa Allah memerintahkan bangsa Israel untuk menghormati orang tuanya?
Ada 2 alasan :
Pertama :
Allah menjadikan orang tua sebagai wakil Allah di dunia ini.
Dengan Peran orang tua seperti ini, tidak menghormati orang tua sama dengan tidak menghormati Allah.
Baca IMAMAT 19:3
Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu.
Tuhan memandang tinggi penghormatan terhadap orang tua. Dalam ayat ini Tuhan menempatkan orang tua sama dan sejajar dengan memelihara hari sabath. Hukum ke 4
Kedua :
Menghormati orang tua adalah hukum yang paling mendasar bahkan paling penting diantara larangan : Jangan membunuh, Jangan mencuri, Jangan berzinah.
Yang jelas, Allah punya pendapat berbeda. Dalam Dasa Titah, relasi dengan sesama yang paling pertama kali disebut oleh Tuhan adalah masalah hubungan dengan orang-tua!
Soal relasi seseorang dengan ayah dan ibunya! Ini disebut lebih dahulu daripada membunuh, mencuri, berzinah, dan sebagainya.
Bila seorang anak menghormati orang tuanya, maka kita sudah bisa menilai moralnya. Pembunuhan, perzinahan, pencurian, kebanyakan dapat dihindari jikalau keluarga beres.
Banyak kejahatan terjadi dalam masyarakat, disebabkan karena keluarga tidak beres, dimana anak tidak lagi menghormati orang tuanya. dan ini merembet kemasayarakat.
Kebanyakan anak-anak yang bermasalah di sekolah, berasal dari keluarga yang broken home, Kebanyakan membenci orang tuanya. kalau bukan ayah, maka ibu yang tidak dihormati.
Tetapi sebaliknya, jikalau seorang anak menghormati orang tuanya, maka pembunuhan, perzinahan, pencurian, dusta, dapat dihindari.
Jadi menghormati orang tua adalah pondasi dari hukum lain yang mengatur hubungan kita dengan sesama.
Keharmonisan keluarga merupakan keharmonisan dalam masyarakat. Sebaliknya keluarga yang berantakan karena tidak adanya rasa hormat terhadap orang tua, mempunyai pengaruh buruk bagi masyarakat.
Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah TUHAN, Allahmu. Imamat 19:3
Dan Efesus 6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Demikianlah Amsal Salomo: “Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali” (Ams.30:17).
Sungguh sangat mengerikan!
Kita sudah belajar falam prinsip 9 ttg "Kehidupan yang diwariskan"
Apa yang akan kita wariskan kepada anak keturunan kita, dimulai dari kita hari ini.
Ketika suami istri bisa menjalankan tanggung jawab dan peran dalam keluarga, bukan hanya sbg suami istri tapi sebagai orang tua, ayah dan ibu juga sesuai dengan kehendak Tuhan. Melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, percayalah, meski masalah dan pergumulan tetap ada, namun damai sejahtera dan sukacita akan menjadi bagian hidup keluarga kita.
0 Response to "KELUARGA YANG LENGKAP"