Iklan

BERPUASA

Daniel 10: 1-21

Dari renungan 4 hari ini, kita bisa melihat bahwa mendengar suara Tuhan dalam berbagai cara menurut kehendak-Nya adalah sesuatu yang wajar dan patut kita rindukan. Di alkitab (PL maupun PB) dapat dibaca bahwa berbagai ragam jenis orang bisa atau pernah mendengar suara / pimpinan Tuhan. Ada yang rutin, ada pula yang tidak, bahkan mungkin hanya sekali seumur hidup mereka mendengar suara Tuhan, misal mungkin gembala-gembala domba di padang saat kelahiran Tuhan Yesus, isteri Pilatus, dan lain-lain. 

Tetapi seharusnya bagi orang-orang yang menyembah Tuhan dengan sungguh hati, kita bisa peka mendengar suara dan pimpinan-Nya secara rutin seperti nabi-nabi Tuhan, raja-raja yang cinta Tuhan, para rasul dan orang percaya lainnya.

1 Samuel 3:1, 19-20 (TB)  Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering. 
19) Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. 
20) Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN. 

Dari 1 Sam 3: 1 kita bisa baca bahwa saat masa tua Imam Eli, Tuhan jarang berfirman memberi pimpinan. Ini karena Tuhan tidak berkenan bahkan marah atas kehidupan Imam Eli sebagai pemimpin umat karena membiarkan anak-anaknya menghujat Allah dan tidak memarahi mereka (1 Sam 3: 11-14).

Tetapi berbeda dengan Samuel yang hidupnya berkenan kepada Allah. Tuhan kembali berfirman kepada Israel melalui Nabi Samuel dan firman itu selalu ditepati-Nya.

Apalagi sekarang bagi kita yang hidup di masa Perjanjian Baru dimana Roh Kudus sudah dicurahkan dalam hidup kita, Roh Allah pasti mau menyatakan isi hati-Nya, rencana-Nya kepada umat-Nya asal kita mau hidup berkenan dihadapan-Nya. 

Jadi bagi kita, anak-anak Tuhan, sangatlah penting untuk terus melatih kepekaan hati nurani dan panca indera rohani kita kepada pimpinan dan suara Tuhan.

Daniel 10:2-5, 12 (TB)  Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: 
makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.
Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, 
kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. 

Lalu katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. 

Dari teladan Nabi Daniel,  terlihat bahwa salah satu cara yang efektif untuk bisa intim dan peka dengan Tuhan, mendapat pengertian/petunjuk dari-Nya adalah dengan merendahkan diri di hadapan-Nya yaitu dengan ber-PUASA. Berpuasa rutin secara korporat maupun pribadi pastinya sangat berguna untuk kerohanian kita termasuk menambah kepekaan kita mendengar suara-Nya. 

Dengan berpuasa, kita menyatakan bahwa kita sungguh selalu membutuhkan penyertaan Tuhan dalam hidup ini dan bahwa Tuhan Yesus Kristus-lah satu-satunya sumber kehidupan kita. Dengan sikap hati yang seperti ini, kita boleh berharap dan percaya bahwa kepekaan rohani kita terhadap Tuhan pasti meningkat.

Yohanes 10:27 (TB)  Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

0 Response to "BERPUASA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post