Iklan

PEKA TERHADAP SUARA TUHAN

Kejadian 22:1-3 (TB)  Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." 
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 

Kisah Abraham yang diminta mempersembahkan anak tunggal nya, Ishak, adalah salah satu kisah terbesar di alkitab. Kisah ini melambangkan kerelaan Allah Bapa untuk mengorbankan Putera-Nya, Tuhan Yesus.

Kalau kita renungkan firman Allah yang "mengerikan" ini, meminta persembahan anak, yang hanya dilakukan oleh dewa-dewa berhala, iman dan kepekaan Abraham sungguh-sungguh diuji. Mungkin kalau kita yang mendengar firman itu, akan kita tengking setengah mati karena merasa itu pasti suara iblis. 

Tetapi tidak demikian dengan Abraham. Ia sangat kenal suara Allah-nya. Ia selalu bergaul intim dengan Tuhan. Ia peka mendengar suara Tuhan baik langsung maupun melalui penglihatan (Kej 15: 1). Tidak ada keraguan dalam hatinya bahwa perintah "seram" itu memang berasal dari Tuhan Allah yang disembahnya secara tekun. Meskipun mungkin Abraham tidak mengerti, tetapi ia taat sempurna. Bahkan di Ibrani 11: 19 dikatakan bahwa Abraham percaya Allah sanggup membangkitkan Ishak lagi dari kematian.

Kejadian 22:10-12 (TB)  Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." 
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Kembali terlihat kepekaan bapa orang beriman ini terhadap suara Tuhan. Roh dan jiwa Abraham sepertinya selalu terhubung dengan Tuhan sekalipun di saat pisau sudah akan ditusukkan. 

Sungguh kepekaan akan Tuhan seperti inilah yang seharusnya kita rindukan dan pengalaman-pengalaman mendengar suara-Nya di dalam seluruh detail hidup kita yang ujung-ujungnya pasti adalah kebaikan bagi kita. Teruslah berseru dan bertekun memanggil namaNya serta mengikuti Dia. Tuhan Yesus yang hidup pasti akan mendengar dan menjawab kita.

Yohanes 10:27 (TB)  Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

0 Response to "PEKA TERHADAP SUARA TUHAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post