BELAJAR MENGHORMATI
By
sianny
—
Minggu, 14 Mei 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Efesus 5:21-33
Mark Twin, dalam bukunya menceritakan kisah yang menyedihkan tentang penjelajahan menyusuri sungai yang tadinya sangat ia sukai. Setelah menghafal setiap lekukan, tikungan, putaran, dan menyusuri arusnya dengan kekaguman yang besar, suatu pagi ia bangun dengan perasaan yang aneh; sungai itu menjadi tidak begitu menarik lagi baginya. Misteri yang tadinya mengagumkan dari aliran yang deras itu telah berubah menjadi sesuatu yang gampang ditebak. Ia benar-benar kehilangan cintanya terhadap sungai itu.
Setiap pernikahan pasti akan melalui tahap ini. Cinta yang tadinya mempesona berubah menjadi rutinitas yang mudah ditebak. Hal-hal yang tadinya membuat kita terpana kini berganti menjadi kebiasaan yang bisa dibilang menggelikan. Sang isteri misalnya, sudah hafal bagaimana gaya suaminya ketika hendak duduk di sofa. Sang suami sebaliknya, sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan istrinya ketika mengangkat telepon.
Ketika kita makin mengenal pasangan kita dan kelemahan-kelemahannya, seringkali kita menjadi makin sulit menghormati mereka. Tetapi kegagalan menunjukkan sikap hormat ini sesungguhnya bukan sekadar sesuatu yang tidak terelakkan dalam setiap pernikahan. Ini lebih merupakan sebuah tanda ketidakdewasaan rohani.
Bersikap penuh hormat adalah sesuatu yang sudah seharusnya kita lakukan. Sikap ini menunjukkan kedewasaan rohani, dan lahir dari pengertian yang mendalam tentang kasih karunia Tuhan yang besar.
Mark Twin, dalam bukunya menceritakan kisah yang menyedihkan tentang penjelajahan menyusuri sungai yang tadinya sangat ia sukai. Setelah menghafal setiap lekukan, tikungan, putaran, dan menyusuri arusnya dengan kekaguman yang besar, suatu pagi ia bangun dengan perasaan yang aneh; sungai itu menjadi tidak begitu menarik lagi baginya. Misteri yang tadinya mengagumkan dari aliran yang deras itu telah berubah menjadi sesuatu yang gampang ditebak. Ia benar-benar kehilangan cintanya terhadap sungai itu.
Setiap pernikahan pasti akan melalui tahap ini. Cinta yang tadinya mempesona berubah menjadi rutinitas yang mudah ditebak. Hal-hal yang tadinya membuat kita terpana kini berganti menjadi kebiasaan yang bisa dibilang menggelikan. Sang isteri misalnya, sudah hafal bagaimana gaya suaminya ketika hendak duduk di sofa. Sang suami sebaliknya, sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan istrinya ketika mengangkat telepon.
Ketika kita makin mengenal pasangan kita dan kelemahan-kelemahannya, seringkali kita menjadi makin sulit menghormati mereka. Tetapi kegagalan menunjukkan sikap hormat ini sesungguhnya bukan sekadar sesuatu yang tidak terelakkan dalam setiap pernikahan. Ini lebih merupakan sebuah tanda ketidakdewasaan rohani.
Bersikap penuh hormat adalah sesuatu yang sudah seharusnya kita lakukan. Sikap ini menunjukkan kedewasaan rohani, dan lahir dari pengertian yang mendalam tentang kasih karunia Tuhan yang besar.
0 Response to "BELAJAR MENGHORMATI"