SIKAP SEBAGAI LAKI LAKI YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (6)
By
sianny
—
Sabtu, 03 Juni 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Pria dewasa Matang Karakternya (Matius 7:15-20)
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka
Ada 2 kemungkinan yang bisa kita peroleh ketika menanam pohon buah. Menjadi pohon yang tumbuh dan berbuah lebat dan enak dimakan atau pohon yang tumbuh tapi dengan hasil buah yang kurang enak, tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Menanam pohon tidak bisa kita nikmati dalam waktu sekejap. Setelah bertahun-tahun kemudian baru kita bisa menikmati hasilnya.
BUAH yang baik maupun yang buruk tidak mungkin “Tiba-Tiba” tapi harus melalui proses panjang.
Begitu pula dalam hubungan suami istri, pekerjaan, keuangan, kesehatan, bahkan hutang. Tidak mungkin kita mengganti buah dalam sekejap dari pohon yang di tanam bertahun-tahun yang lalu. Tidak mungkin kita bisa membuat tubuh sehat sekarang karena kita “menanamnya” sejak muda, tidak mungkin melunasi hutang dalam sesaat karena kita memupuknya dengan cara-cara yang kurang berkenan di masa lalu.
Kita harus berani membongkar “tanaman” buruk dan mengganti dengan tanaman baru yang baik.
Kita harus datang kepada Tuhan dan minta ampun untuk setiap pelanggaran yang telah dilakukan.
Apa yang kita lakukan (kita tanam) di masa lalu akan kita tuai buahnya sekarang.
Kalau para suami mengharapkan istri seperti pohon anggur yang subur di rumah, anak-anak seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu, harus dimulai sekarang, dari Laki-Laki yang takut akan Tuhan.
Para Suami harus menjadi "para-para" (rangka kayu utk rambatan pohon anggur) bagi istrinya.
Seberapa tinggi dan seberapa kuat para-para, setinggi itulah pohon anggur (istri) akan merambat. Seberapa kerasan anak2 berada di rumah duduk di sekeliling meja bersama dg kita, tergantung seberapa dekat hubungan yang kita jalin bersama sejak mereka kecil.
Bagaimana seorang papa mendidik, membesarkan dan memperlakukan anak anak di masa kecil akan berbuah saat ini.
Apakah mereka tumbuh dengan melihat contoh buruk hidup kita ataukah dg teladan orang tua yang tekun berdoa dan taat membaca Firman Tuhan?
(Mazmur 128).
Semua yang baik dalam keluarga diawali dengan Laki-laki yang takut akan Tuhan.
Mari kita renungkan bahkan kalau perlu bertanya pada anak-anak dengan jawaban jujur dari mereka.
Apakah mereka bangga dengan kita dan mau menjadikan kita sbg panutan dan idola bagi mereka. Atau sebaliknya, mereka malah tidak ingin menjadi seperti kita.
Apa yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang dimulai dari apa yang kita tanam sekarang. Belum terlambat!
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka
Ada 2 kemungkinan yang bisa kita peroleh ketika menanam pohon buah. Menjadi pohon yang tumbuh dan berbuah lebat dan enak dimakan atau pohon yang tumbuh tapi dengan hasil buah yang kurang enak, tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Menanam pohon tidak bisa kita nikmati dalam waktu sekejap. Setelah bertahun-tahun kemudian baru kita bisa menikmati hasilnya.
BUAH yang baik maupun yang buruk tidak mungkin “Tiba-Tiba” tapi harus melalui proses panjang.
Begitu pula dalam hubungan suami istri, pekerjaan, keuangan, kesehatan, bahkan hutang. Tidak mungkin kita mengganti buah dalam sekejap dari pohon yang di tanam bertahun-tahun yang lalu. Tidak mungkin kita bisa membuat tubuh sehat sekarang karena kita “menanamnya” sejak muda, tidak mungkin melunasi hutang dalam sesaat karena kita memupuknya dengan cara-cara yang kurang berkenan di masa lalu.
Kita harus berani membongkar “tanaman” buruk dan mengganti dengan tanaman baru yang baik.
Kita harus datang kepada Tuhan dan minta ampun untuk setiap pelanggaran yang telah dilakukan.
Apa yang kita lakukan (kita tanam) di masa lalu akan kita tuai buahnya sekarang.
Kalau para suami mengharapkan istri seperti pohon anggur yang subur di rumah, anak-anak seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu, harus dimulai sekarang, dari Laki-Laki yang takut akan Tuhan.
Para Suami harus menjadi "para-para" (rangka kayu utk rambatan pohon anggur) bagi istrinya.
Seberapa tinggi dan seberapa kuat para-para, setinggi itulah pohon anggur (istri) akan merambat. Seberapa kerasan anak2 berada di rumah duduk di sekeliling meja bersama dg kita, tergantung seberapa dekat hubungan yang kita jalin bersama sejak mereka kecil.
Bagaimana seorang papa mendidik, membesarkan dan memperlakukan anak anak di masa kecil akan berbuah saat ini.
Apakah mereka tumbuh dengan melihat contoh buruk hidup kita ataukah dg teladan orang tua yang tekun berdoa dan taat membaca Firman Tuhan?
(Mazmur 128).
Semua yang baik dalam keluarga diawali dengan Laki-laki yang takut akan Tuhan.
Mari kita renungkan bahkan kalau perlu bertanya pada anak-anak dengan jawaban jujur dari mereka.
Apakah mereka bangga dengan kita dan mau menjadikan kita sbg panutan dan idola bagi mereka. Atau sebaliknya, mereka malah tidak ingin menjadi seperti kita.
Apa yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang dimulai dari apa yang kita tanam sekarang. Belum terlambat!
0 Response to "SIKAP SEBAGAI LAKI LAKI YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (6)"