SIKAP SEBAGAI LAKI LAKI YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (5)
By
sianny
—
Jumat, 02 Juni 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Pria dewasa Memegang Prinsip-Prinsip Kebenaran (Matius 7:13-14)
7:13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya
Pria dewasa yang memegang prinsip-prinsip kebenaran selain dalam keluarga dalam hubungan suami istri anak-anak dan keluarga besar, juga selalu terkait dengan bisnis dan usaha pekerjaan yang dilakukan.
Godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan “kecil” dalam keluarga dan pekerjaan selalu ada di sekeliling kita, namun kita jarang berpikir dampak dan konsekuensi yang akan ditimbulkan dari apa yang dilakukan.
Sebagai ilustrasi kalau kita sering ke Jakarta dan menghadapi kemacetan yang luar biasa, ada godaan untuk “menyebrang” ke jalur bus way. Hanya berandai-andai, berpikir sesaat dan tidak dilakukan.
Tapi saat sedang berpikir tiba-tiba ada mobil dari belakang kita yang menyalib di jalur bus way. Pikiran kita langsung bisa “terbuahi” dengan tindakan untuk meniru.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami kesesakan (kemacetan) baik dalam hubungan suami istri dan keluarga, maupun dalam pekerjaan, bisa saja kita keluar dari track kita dan pindah ke jalur bus way.
Kita hanya melihat kondisi saat ini rasanya aman dan lancar, namun kita tidak pernah tahu 2-3 trafficlight di depan, apakah mobil itu tetap lancar atau malah ditangkap polisi. Sementara kita, meski kurang nyaman terjebak kemacetan tapi masih merasa aman karena bersama dengan banyak mobil yang masih mau bersabar dan bertahan.
Masalah konflik suami istri yang berkepanjangan (kemacetan) bisa kita selesaikan dengan perceraian karena sudah tidak cocok (jalur bus way) tapi saat melakukannya kita tidak pernah berpikir 2-3 trafiiclight di depan, beberapa tahun ke depan, apa yang akan terjadi dengan kejiwaan anak-anak kita, mereka tidak mempunyai figure papa atau mama, mereka kehilangan figure orang tua.
Sebagai orang tua kita telah memultiplikasi kegagalan pernikahan. Berapa anak kita, sebanyak itulah pernikahan masa depan yang akan serupa dengan pernikahan kita.
Cobalah tetap bertahan walau macet, karena ada saatnya kemacetan itu akan terurai ketika para Suami memegang prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Ingatlah bahwa banyak yang terjebak kemacetan, tapi mereka mau bertahan dan bersabar. Hampiri Tuhan ... Dia akan menemani dan menghiburkan saat kita dalam kemacetan.
7:13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
7:14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya
Pria dewasa yang memegang prinsip-prinsip kebenaran selain dalam keluarga dalam hubungan suami istri anak-anak dan keluarga besar, juga selalu terkait dengan bisnis dan usaha pekerjaan yang dilakukan.
Godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan “kecil” dalam keluarga dan pekerjaan selalu ada di sekeliling kita, namun kita jarang berpikir dampak dan konsekuensi yang akan ditimbulkan dari apa yang dilakukan.
Sebagai ilustrasi kalau kita sering ke Jakarta dan menghadapi kemacetan yang luar biasa, ada godaan untuk “menyebrang” ke jalur bus way. Hanya berandai-andai, berpikir sesaat dan tidak dilakukan.
Tapi saat sedang berpikir tiba-tiba ada mobil dari belakang kita yang menyalib di jalur bus way. Pikiran kita langsung bisa “terbuahi” dengan tindakan untuk meniru.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami kesesakan (kemacetan) baik dalam hubungan suami istri dan keluarga, maupun dalam pekerjaan, bisa saja kita keluar dari track kita dan pindah ke jalur bus way.
Kita hanya melihat kondisi saat ini rasanya aman dan lancar, namun kita tidak pernah tahu 2-3 trafficlight di depan, apakah mobil itu tetap lancar atau malah ditangkap polisi. Sementara kita, meski kurang nyaman terjebak kemacetan tapi masih merasa aman karena bersama dengan banyak mobil yang masih mau bersabar dan bertahan.
Masalah konflik suami istri yang berkepanjangan (kemacetan) bisa kita selesaikan dengan perceraian karena sudah tidak cocok (jalur bus way) tapi saat melakukannya kita tidak pernah berpikir 2-3 trafiiclight di depan, beberapa tahun ke depan, apa yang akan terjadi dengan kejiwaan anak-anak kita, mereka tidak mempunyai figure papa atau mama, mereka kehilangan figure orang tua.
Sebagai orang tua kita telah memultiplikasi kegagalan pernikahan. Berapa anak kita, sebanyak itulah pernikahan masa depan yang akan serupa dengan pernikahan kita.
Cobalah tetap bertahan walau macet, karena ada saatnya kemacetan itu akan terurai ketika para Suami memegang prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Ingatlah bahwa banyak yang terjebak kemacetan, tapi mereka mau bertahan dan bersabar. Hampiri Tuhan ... Dia akan menemani dan menghiburkan saat kita dalam kemacetan.
0 Response to "SIKAP SEBAGAI LAKI LAKI YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN (5)"