HIDUP YANG MENGUCAP SYUKUR
By
sianny
—
Senin, 21 Agustus 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Ams 12:22, 18:14
Seorang pemulung lagi terkenal di Facebook, nama panggilannya Alfa Omega. Terkenal karena sering mengunggah aksinya dalam memulung sampah dan kehidupan keluarganya. Terkenal karena dia mengaku seorang yang percaya Yesus dan seringkali pergi ke gereja di hari minggu dua kali, pagi dan sore. Paling sering beliau mengucap syukur atas terkumpulnya aneka sampah yang berharga baginya yang seringkali setelah ditimbang hanyalah Rp 70.000 saja. Anehnya beliau sering menolak tawaran bantuan di komen Facebook oleh para donatur dari berbagai daerah di Indonesia, entah dia beneran menolak atau tidak bukanlah urusan kita.
Suatu waktu, gerobak yang seringkali dia pakai untuk memulung as roda tengahnya patah, sehingga bapak ini kesulitan untuk memulung lagi. Sementara menunggu gerobaknya diperbaiki, bapak ini hanya bisa memulung tidak sampai setengah dari biasanya, Rp 29.000 saja.
Meskipun demikian si bapak tetap mengucap syukur kepada Tuhan dan menuai like dari para penggemarnya.
Meskipun kita tidak mengetahui apa motivasinya memamerkan kesusahannya di media sosial, sementara disisi lain kita mual liat banyak orang mengunggah kemewahan di medsos.
Tetapi ada satu hal sederhana yang bisa kita pelajari dari si pemulung millenial ini.. (muka boleh tua, tetapi hidup tetap mesti eksis... gitu kali motto hidupnya)-- adalah hidup yang mengucap syukur.
Mudah jika kita mengucap syukur ketika semua baik-baik saja, mudah ketika mengucap syukur, ketika memenangkan proyek puluhan juta bahkan mungkin puluhan milyard. Tapi tidak semua orang, bisa mengucap syukur dalam kemiskinan, ketika hanya bisa memperoleh Rp 29.000 saja setiap harinya.
Kita sudah mengenal ayat ini "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
" Ams 12:22.
Ucapan syukur membuat hati kita gembira, selain jadi obat darah tinggi yang murmer, ucapan syukur juga menimbulkan semangat yang baru yang dapat memberikan kekuatan kepada tulang kita. Tulang disini adalah lambang kekuatan, seperti sebuah gerobak , maka tulang itu adalah seperti as rodanya. Ketika tulang itu patah atau tidak berfungsi maka gerobak itu juga akan berhenti berfungsi dan kehilangan kemampuan secara keseluruhan.
Keluarga ini bisa berjalan dan berfungsi karena mereka memiliki kekuatan, semangat mereka tetap ada. Si Istri tidak mengeluh dan si anak tidak merengek-rengek kepada bapaknya. Si istri bisa menyesuaikan makanan sesuai penghasilan yang diperoleh suami dan tidak memarahi suami akan pendapatannya yang menurun.
Keluarga ini bisa bertahan karena ada ucapan syukur senantiasa.
Orang yang mengucap syukur dan memiliki semangat juga dapat menanggung berbagai penderitaan, " Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" Ams 18:14
Dijaman serba canggih saat ini, banyak orang tidak tahan dengan penderitaan yang kecil jika dibandingkan jaman dahulu. Baru jalan kaki sedikit, ngomel, baru kepasanan sedikit, sudah berkeluh kesah. Sudah punya mobil tapi ACnya rusak, sudah ngamuk-ngamuk. Tapi Bapak pemulung ini tetap bersemangat meskipun gerobak rusak. Berkeliling setiap hari ditengah teriknya panas matahari tidak mengendurkan semangatnya untuk tetap hidup dan mencari sesuap nasi bagi anak dan istrinya. Bandingkan dengan kita yang sudah serba ada, meskipun tidak mewah, AC rusak suami dinyanyiin .... do re mi fa sol... hingga 3 oktaf... suami bilang nanti tunggu gajian baru bisa panggil tukang service... eh.. suami di diemin seminggu .. dikasih makan tempe aja sama tahu... kasian kan !!!
Karena cape jadi sales miskin, naik motor terus, suami-suami banyak mencari jalan pintas supaya bisa jualan dengan untung besar.. barang bekas dibilang baru.. nyogok sana-sini supaya proyek tembus...
karena tidak bersyukur, maka banyak orang tidak kuat menahan penderitaan, jika kita punya semangat, kita pasti sanggup menahan penderitaan....
Tapi sayangnya kita hidup dijaman dimana menderita itu kuno, dan eksis itu sesuatu banget....
Mau kemana keluarga kita dijaman serba instan ini ? Kita harus belajar terus mengucap syukur, jangan lihat instagram teman yang ganti mobil baru, tapi lihat Tuhan Yesus dan ucapkan syukur senantiasa buat berkatNya setiap hari
0 Response to "HIDUP YANG MENGUCAP SYUKUR"