SALIB MENJADI PANGGILAN HIDUP KITA

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Markus 8:34 TB

Ketika Yesus memanggil seseorang, Dia menawarkan kepada orang itu untuk datang dan mati.
(Dietrich Bonhoeffer)

Prinsip di atas sama sekali berlawanan dengan illah jaman yang sekarang ini dipuja dan dikejar banyak orang, terutama anak muda, yaitu 'be happy' dan 'be yourself'.

Sebuah clip di internet menunjukkan bagaimana seorang remaja mengadakan pengakuan kepada ibunya bahwa dia gay dan ibunya memeluk serta menghiburnya dengan berkata bahwa yang si ibu inginkan hanyalah kebahagiaan si anak...jadi apapun pilihan si anak, si ibu pasti mendukung.

Sebuah tulisan kelompok LGBTQIA+ menyatakan kegembiraan mereka karena berdasarkan survey di beberapa negara, USIA remaja yang berani 'menyatakan identitas/orientasi seksualnya yang menyimpang', berani 'to be yourself' semakin muda, bahkan semuda 12-13 tahun.
Dan tanggapan apa saja yang bernada tidak setuju dipandang sebagai ekstremisme dan kebencian.

Saudaraku,
Sesungguhnya, kita dipanggil bukan untuk menjadi 'happy', tetapi untuk menyandang Kemuliaan Kristus, yaitu SALIB --penyangkalan terhadap pikiran, perasaan dan keinginan diri serta pertobatan dari dosa dan keinginannya--, dan melakukannya dengan setia, sampai GambaranNYA nyata atas kita --atas pribadi, hubungan keluarga, pekerjaan dan pelayanan kita.

Sungguh sebuah tantangan berat bagi daging kita...
Tapi mari,
Bersama pasangan atau 'accountability couples', kita akan saling menasihati, menegur dan mendukung supaya kita tidak jatuh pada menjadikan diri sendiri 'illah' yang harus dilayani dan disenangkan.

MoU Families,

Yesus memanggil kita untuk mengikuti teladan hidupNYA dan dengan demikian KemuliaanNya akan bersinar lewat pribadi dan pelayanan kita.
Untuk itu, hari ini kita akan menelpon atau menulis pesan, saling mendoakan dan mengingatkan.

Let's just do it..

Tweet