MELEMPAR TANGGUNGJAWAB
By
sianny
—
Sabtu, 23 September 2017
—
Add Comment
—
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Kejadian 3:8-13
8. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
10. Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
12. Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
13. Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Persis seperti seorang anak, yang ketakutan kepada ayah ibunya, ketika ia melakukan kesalahan fatal dengan memecahkan vas bunga antik yang amat mahal harganya, vas kesayangan ibunya. Mendengar suara ibunya yang pulang dari kantor, sang anak lari bersembunyi dengan ketakutan.
Itu pula lah , hal yang dilakukan manusia itu dengan isterinya setelah melakukan "kesalahan yang amat fatal" sekali. Mereka melanggar "Peraturan Tuhan".
Mereka bersembunyi, padahal "baru mendengar " suara langkah Nya Tuhan. Belum suaranya.
Mereka " tau" dan "menyadari" bahwa apa yang di laku kannya adalah " suatu kesalahan " fatal, setelah mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat. Karena, sejak detik itulah mereka bisa membedakannya. Mata hati mereka "menjadi terbuka dan mengerti" bahwa apa yang telah dilakukannya adalah perbuatan yang jahat di mata Tuhan, melanggar firman Tuhan .
Ketika ditanya Tuhan, dimanakah mereka berada, Manusia itu menjawab bahwa ia mendengar langkah Tuhan, takut dan bersembunyi karena telanjang. Manusia itu menyadari, bisa melihat karena "ketelanjangannya", "mata rohaninya menjadi telanjang ", " terbuka",melihat dirinya yang "sudah kotor berlumuran dosa" , karena "melakukan perbuatan" yang melanggar firman Tuhan. Manusia itu "menjadi takut" terhadap " Kemuliaan Tuhan". Merekapun, akibat dari dosa, menjadi "saling melempar" tanggung jawab satu kepada yang lain, ketika Tuhan bertanya kepada manusia itu, siapakah yang memberi tahukan kepadamu, bahwa "engkau" telanjang. Dan apakah " engkau (kata ganti orang ke dua "tunggal" ), makan dari buah pohon, yang Ku larang "engkau" makan itu?
Tuhan mengajukan pertanyaan "hanya kepada"manusia itu, si manusia laki laki itu.
Tapi, bisa kita lihat di ayat 12, bahwa manusia laki laki itu," malahan melempar tanggung jawab" yang seharusnya ia pikul "sebagai imam" kepada isterinya. Seharusnya ia sebagai "kepala" berwewenang untuk bisa melarang isterinya melanggar aturanNya Tuhan. Tapi kenyataannya, manusia itu "tidak menjalankan fungsinya"dengan melakukan "pembiaran" kepada isterinya "melakukan pelanggaran", "konyol nya" ia sendiri ikut "berpartisipasi", "berkolaborasi" dengan melakukan kesalahan fatal itu. Habis itu "cuci tangan" dan "lempar tanggung jawab" !.
Kemudian ketika Tuhan bertanya kepada si perempuan, maka ia pun melemparkan lagi kesalahannya kepada ular.
Akibat dosa memang mengerikan, manusia menjadi "jahat" "sangat egois", " lebih mengutamakan diri sendiri" dan "suka berbohong" (bisa jadi kena impartasinya si jahat , akibat menuruti kata kata si ular), "suka berkelit" dari kesalahan dan menutup nutupinya, "suka lempar tanggung jawab", "cenderung" melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang ada, "keras kepala", "merasa paling benar sendiri", " tidak ada penundukan diri", "suka memberontak" dan sebagainya .
0 Response to "MELEMPAR TANGGUNGJAWAB"