BAGAIMANA MENEMUKAN TUHAN DALAM PERNIKAHAN?

Pernikahan adalah pembuka rahasia yang tak kenal ampun, sebuah lampu sorot yang menyinari tempat-tempat tergelap dalam sifat manusia. -Katherine Anne Porter-

Banyak pasangan yang memulai sebuah pernikahan dengan konsep yang salah. Menikah karena pemberontakan, karena tekanan sosial, karena ekonomi, karena dorongan seksual, karena tidak bisa hidup sendiri dan banyak lagi. Padahal tujuan pernikahan tidak sesederhana itu. 

Tuhan mempunyai tujuan yang lebih mulia dari itu semua.

Tujuan utama pernikahan melampaui kebahagiaan, ekspresi seksual, mendapatkan keturunan, kebersamaan, saling memperhatikan dan menyediakan atau apapun alasan-alasan lainnya , ... adalah menyenangkan hati  Tuhan. 

Dan tantangan terberat untuk memenuhi kriteria ini adalah menuntut hidup yang berkorban tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri.

Rasul Paulus menggaris bawahi dalam tulisannya di 2 Korintus 5:15 , “supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”

Bagaimana dengan pernikahan kita? Apakah hidup kita sudah melampaui semua yang tersebut di atas dan menyenangkan hati Tuhan?  atau masih berkutat dengan ego masing-masing dan sulit beranjak dari kepentingan pribadi? Menjadi pribadi yang mudah tersinggung dan tidak mau kalah?

Filipi 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Realitas ini mengajak kita untuk melihat pasangan hidup kita dengan mata Kristus “Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorangpun juga menurut ukuran manusia.” (2 Korintus 5:16a). 

Tweet