MOTIVASI YANG TULUS (1)
By
sianny
—
Senin, 13 November 2017
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
3 Tahun terakhir, saya memiliki kebiasaan baru saat selesai makan di restoran cepat saji manapun. Yaitu membereskan sendiri baki, kertas kertas dan tisu bekas makanan yang saya makan, mengelap meja, dan membuang sisa makanan ke tempat yang sudah disediakan atas kemauan sendiri. Sebelum 3 tahun terakhir itu, saya selalu meninggalkan semuanya diatas meja dan membiarkan pelayan restoran nanti yang membereskannya, seperti kebanyakan orang di Indonesia. Biasanya orang mulai memperhatikan apa yang saya lakukan pada saat restoran penuh dan harus mengantri meja serta tempat duduk.
Kebiasaan yang bagus untuk dicontoh bukan?
Sayangnya, saya harus berkata jujur kepada Anda sekalian. Bahwa motivasi saya yang sebenarnya bukanlah untuk MELAYANI orang lain yang akan menggunakan meja saya selanjutnya.
3 tahun yang lalu, disebuah restoran, saya melihat anak muda dengan penampilan yang keren membereskan mejanya. Lalu saya mendengar seorang ibu di dekat meja saya mengatakan kepada teman di depannya “biasanya hanya anak anak yang pernah sekolah di luar negeri yang melakukan itu, karena seringkali mereka bekerja paruh waktu di restoran, dan mereka paham kenapa melakukan hal tersebut menjadi kebiasaan disana” Berangkat dari pemikiran itulah, yang memotivasi saya untuk menjadikan itu kebiasaan. Saya ingin ada orang lain mengatakan hal yang sama kepada saya - - meski mungkin dalam hati jadi saya tidak mendengarnya juga. Predikat “pernah sekolah di luar negeri” adalah motivasi yang lebih baik daripada “MELAYANI”, yang berhasil menggerakan saya membereskan meja. Jika ada orang mengira saya “MELAYANI”? itu bonus saja. Toh memang terlihat lebih baik.
Mazmur 7:9 (7-10) Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
Dalam melayani Tuhan dan melayani dalam keluarga, seperti yang sudah sering kita lakukan, marilah kita lakukan dengan motivasi hati yang tulus. Dari dalam hati hingga keluar melalui perbuatan, biarlah suaranya sama. Murni, semata mata bagi nama Tuhan , karena kita mengasihi Tuhan, karena kita mengasihi keluarga, tanpa sebuah dorongan lain yang tercampur dengan kepentingan sendiri untuk melakukannya. Mengapa ? karena Tuhan menguji hati dan batin. Orang benar memiliki kapasitas hati yang murni, bukan oplosan.
0 Response to "MOTIVASI YANG TULUS (1)"