COVENANT VS CONTRACT (3)
By
sianny
—
Jumat, 15 Juni 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Motivasi yang benar dari 2 orang yang mengucapkan Janji Nikah Covenant adalah memberi untung bukan menerima untung.
Dari kata-kata dalam Janji Nikah, terlihat bahwa pribadi yang mengucapkannya mau memberikan kontribusinya untuk kebahagiaan pernikahannya.
Dengan berjanji saat menikah, masing-masing pihak bertekad memberi keuntungan/ kebahagiaan kepada pasangannya & tidak menuntut sebaliknya. Inilah motivasi hati yang seharusnya dimiliki Suami-Isteri dalam Covenant.
Berbeda dengan bila 2 belah pihak membuat Janji Kontrak. Dalam suatu kontrak, misal sewa-menyewa rumah, motivasi dasarnya adalah ingin mendapat untung. Pemilik rumah ingin mendapat uang sewa yang setinggi-tingginya dan penyewa ingin mendapat tempat tinggal nyaman yang semurah-murahnya. Sama-sama cari untung.
Bila motivasi "ingin menerima/cari untung" ini dibawa masuk dalam pernikahan, maka besar kemungkinan pernikahan akan hancur. Cara Contract ini tidak bisa dipakai untuk pernikahan yang dirancang Tuhan sebagai Covenant.
1 Korintus 10:24 (TB) Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari (memberi) keuntungan (kepada) orang lain.
1 Korintus 13:4-5 (TB) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Dari kedua ayat di atas, Paulus menyuruh kita tidak egois, tetapi justru memberi keuntungan bagi orang lain. Terlebih lagi bagi pasangan hidup kita.
Hendaknya kita secara proaktif dan terus-menerus mau memberi kebahagiaan kepada pasangan kita (termasuk memberi pengampunan atas kesalahan pasangan kita)
Kalau kita setia mengusahakan kebahagiaan pasangan kita, hampir pasti kehidupan keluarga kita berbahagia, seperti di sorga. Inilah unsur yang mulia dalam Covenant.
Perenungan:
Coba Ingatlah Hal apa yang pasanganmu sukai, dan engkau jarang melakukannya/memberinya (krn mungkin selera atau sifat yang berbeda), lakukanlah untuk kebahagiaanya.
Kesaksian: Suami saya tidak bisa ngerokin saya kalau masuk angin. Kalau Suami yang masuk angin, sayalah yang selalu ngerokin, dari awal menikah. Bertahun-tahun yang melakukan jika saya memerlukannya adalah pembantu kami. Suatu waktu, saya masuk angin, dan tidak ada pembantu. Akhirnya Suami saya mau belajar. Jadi kira kira, 3 th terakhir ini, ketika saya membutuhkan, suami saya yang "ngerokin" saya (sekalipun ada mbak), dan ketika saya melihat punggung saya di kaca, kadang tanda merah di punggung saya setrip nya ndak karuan, tapi saya bersyukur, buat kasihnya yang tulus buat saya. Inilah salah satu tindakan proaktif suami saya untuk mengasihi saya. Terimakasih Suamiku...
Tuhan memberkati.
(David - Endang)
0 Response to "COVENANT VS CONTRACT (3)"