PERNIKAHAN DALAM TERANG KEMULIAAN ALLAH (5)
By
sianny
—
Jumat, 02 November 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
5. Deep relationship – Mengenal pasangan bukan sekadar tahu, apa yang menjadi kesukaan, hobby dan kebiasaannya, namun sampai keinginan yang tidak terucappun kita bisa memahaminya.
Seperti renungan di awal minggu, tentang ribut2 yang terjadi dalam relasi suami istri, harus sampai titik bahwa setiap konflik yang terjadi harus membawa keintiman yang lebih dalam.
Dan pemulihan hubungan suami istri harus diikuti dengan disiplin rohani yang intens untuk lebih lagi mengenal kehendak Tuhan atas hidup pernikahan dan keluarga kita.
Keintiman suami istri yang terjadi harus sampai titik mengalami Tuhan bersama.
Bagaimana kita bisa melihat setiap pergumulan adalah proses Tuhan yang mendewasakan suami istri. Kita bisa berdoa bersama seperti janji Firman Tuhan dalam Matius 18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sudahkah kita berdoa bersama pasangan bahkan anak2 saat menghadapi pergumulan dan tekanan kehidupan?
Pernahkah kita menuliskan semua kejengkelan dan temuan-temuan dalam diri pasangan yang selama ini sering memicu keributan? Dan itu selalu tersimpan rapi dalam file otak kita yg setiap saat bisa dipanggil untuk menyerang pasangan?
Sekarang coba tuliskan sebanyak mungkin kekurangan yang ditemui dalam diri pasangan. Masukkan dalam amplop dan rekatkan.
Doakan setiap malam sebelum tidur lakukan tindakan propetik, bahwa itu semua adalah sampah yang terbawa tanpa ada kesempatan membuangnya. Minta Tuhan untuk membakar semua memori-memori jelek yang pernah terekam dalam pikiran bapak ibu.
Kalau sudah siap, robek dalam potongan kecil dan katakan “Aku buang semua sampah yang selama ini tersimpan dalam hati dan pikiran, dan aku akan mengisinya dengan Firman Tuhan yang hidup.”
Mulailah hidup yang baru dengan menuliskan ‘janji hati” kepada pasangan di hadapan Tuhan. Tidak perlu janji yg muluk2 ... “aku berjanji akan mengasihimu dan tetap setia sampai maut memisahkan ini abstrak.
Tapi mulailah berjanji yang sederhana “aku akan membantumu merapikan tempat tidur setiap pagi”
"Aku berjanji untuk lebih mendengar dan tidak segera menjawab saat berargumen"
"aku berjanji untuk membantumu menyelesaikan pekerjaan rumah yang masih tertunda sepulang kantor"
"Aku berjanji untuk membantu anak2 dalam belajar, minimal seminggu 3 kali
Dan tambahkan janji itu setiap saat dg janji2 simple yg bisa dilakukan setiap hari. Tidak ada artinya menjanjikan dan melakukan sesuatu yg besar spt berlibur dengan keluarga tanpa bangunan keintiman dalam keseharian, itu hanya menjadi kesenangan sesaat bahkan semu.
Semuanya akan sia-sia tanpa nilai2 kehidupan yang lebih dalam. Membangun keintiman yang utuh roh jiwa dan tubuh dengan pasangan yang berdampak kekal. Dan menjadi warisan abadi bagi generasi keturunan kita.
(Agus - Vita)
0 Response to "PERNIKAHAN DALAM TERANG KEMULIAAN ALLAH (5)"