MENJADI ORANG TUA YANG MEMBERI TELADAN BAIK
By
sianny
—
Minggu, 16 Desember 2018
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Pada bulan Oktober 2018, kami mengunjungi anak yang pertama kami bernama Natanael yang biasa dipanggil Nael, yang lagi Study College.
Kami membawa baju yang kami beli termasuk titipan keluarga (nenek,tante,om) sebab kami tahu bahwa harga baju di negara tersebut mahal.
Sesampainya disana, dia menolak baju-baju tersebut dan menyuruh kami bawa kembali sebab ini akan merepotkan dia waktu nanti pindah kota kalau diterima di universitas di kota lainnya. Saat itu kami suami istri sempat marah dan saya pun sempat jengkel, emosi merasa tidak dihargai karena bawa jauh-jauh bukannya berterima kasih malah disalahkan, bahkan berkata kenapa tidak tanya dulu kepada dia. Saya sempat mengeluarkan air mata karena hal tersebut, karena kami orang tua mau beri yang terbaik. Nael pun juga menangis tetapi tidak mau menunjukkan kepada kami tetapi kami tau hal itu dan menangisnya di kamar mandi. Lalu dia ijin untuk belajar diperpustakaan sampai jam 12.00 malam.
Pada waktu Nael belajar itulah Tuhan berbicara kepada saya bahwa kami masih menganggap Nael masih anak-anak, padahal dia sudah menginjak dewasa, kami tidak boleh lagi memperlakukan dia seperti anak-anak dengan cara yang demikian. Hal ini menimbulkan luka bagi anakmu. Pada waktu itu saya teringat akan Firman Tuhan, hai bapa-bapa jangan sakiti hati anakmu dan jangan buat tawar hatinya (kol 3:21).
Setelah itu saya minta ampun dengan Tuhan dan saya WA ke Nael bahwa kami salah, kami minta maaf karna memaksakan kehendak padahal Nael sudah mulai dewasa bukan anak kecil lagi. Sejak itu cara kami memperlakukan dia berbeda dimana kami meminta hikmat kepada Tuhan dalam hal mendidik yaitu bagaimana berbicara kepadanya. Dulu kalau kami telepon ke dia sering terkesan memaksa tetapi sekarang kami hanya mengingatkan lalu bertanya topik-topik persiapan dia, pelayanan dia. Akhirnya hubungan kami sekarang ini jauh lebih baik bahkan Nael pun tidak merasa digurui atau dihakimi.
Demikian pula dengan anak ke 2 kami bernama Jordan. Dia sendiri bercerita kepada bekas gurunya yang merupakan teman pelayanan bahwa dia tau dia tidak bisa sehebat kami tetapi dia mau berusaha untuk memberi yang terbaik untuk kami. Waktu saya dengar itu, hati saya sebagai orang tua merasa bersyukur bahwa ternyata keteladanan yang selama ini kami perlihatkan, hubungan doa dan baca Firman yang kami lakukan setiap hari dalam mezbah keluarga sungguh berdampak luar biasa dalam hidup Jordan.
Anak kami yang ke 3 bernama Naftalie sempat bercerita tentang segala aktivitasnya baik disekolah, tempat les dan berkreasi dengan teman-temannya. Sampai-sampai waktu dia ada PR yang harus diselesaikan sampai larut malam, saya dan Ratna menolong, mendampingi. Bahkan satu saat Naftalie tidak mau les IPA lagi dgn guru privat tsb sebab ada hal yang tidak nyaman dirasakan, dia menceritakannya kepada kami. Lalu kami langsung berespon dan mencari jalan keluarnya. Sampai pernah kami bertanya, apakah kalian bangga dengan kami sebagai orang tua kalian ? Mereka berkata bahwa mereka bersyukur memiliki kami sebagai orang tua dan mereka menikmati sebagai anak.
Kesaksian yang kami bagikan ini bukan untuk memuji atau mempamerkan bahwa kami hebat, sama sekali tidak bahkan sampai sekarang pun masih dalam proses, tetapi kami mau berbagi kepada bapak ibu sekalian bahwa kalau kita orang tua memberikan teladan hidup yang benar pasti mereka akan menjadi generasi-generasi yang berkualitas dan mampu bersaing dengan anak-anak dunia sesuai visi MoU "Melahirkan Generasi Mulia" yang takut akan Tuhan bahkan kita akan melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidup kita (Maz 128:5-6).
Terima kasih untuk Nael,Jordan, Naftali sebab selama 18 thn, 17 thn, 12 thn mendidik kalian papa mama banyak menerima pembelajaran berharga seperti :
1.Mengenal isi hati Tuhan sebagai Bapa.
2.Menguasai diri, mengakui kesalahan, mengampuni, menerima tanpa syarat, tekun menanam nilai-nilai Kerajaan Allah sekalipun belum melihat hasil, bertahan menghadapi apapun, setia, jujur, taat kepada otoritas, dll
3.Bermimpi akan masa depan yg kalian tuai.
4.Arti kebersamaan dalam keluarga dgn melibatkan kalian/kami.
5.Terus membangun mezbah keluarga sebagai gereja kecil yang orang tidak melihat tetapi merasakan dampaknya.
6.Terus memberi gambar keteladanan yang berjalan tanpa harus melihat kebelakang.
Kami (Elim Ratna mengucapkan Selamat merayakan Natal 25-12-2018 & selamat menyongsong Tahun baru 01-01-2019.
Tuhan Yesus Memberkati
(Elim - Ratna)
0 Response to "MENJADI ORANG TUA YANG MEMBERI TELADAN BAIK"