MEMBANGUN KELUARGA MELAHIRKAN GENERASI MULIA (6)
By
sianny
—
Sabtu, 08 Juni 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Warisan Pengampunan
Mat 18:21-35
Mat 18:21-35
Setiap hubungan pasti pernah mengalami konflik yang diakibatkan berbagai penyebab. Baik itu dilakukan dgn sengaja ataupun tidak. Demikian pula didalam rumah tangga.
Tetapi syukur kepada Allah yg selalu memberikan jalan keluar, yang namanya PENGAMPUNAN.
Pengampunan bukan pilihan tetapi harus dilakukan oleh semua orang yg mengaku murid Kristus. Tidak peduli seberapa luka yang dialami, jika kita mau maka kita mampu sebab Kristus didalam kitalah yg mengerjakannya.
Semakin besar atau semakin banyak pengampunan yang kita lakukan maka semakin banyak tetesan kasih Tuhan yang dilimpahkan kedalam hidup kita sehingga kita sendiri mengalami Tuhan dan kita smakin disempurnakan dalam kasih agape.
Saya berasal dari keluarga broken, ayah saya punya wanita lain. Bahkan satu saat ayah saya membawa anak hasil hubungan gelapnya kepada ibu saya untuk diasuh sebab anak tersebut sakit. Ibu saya dengan kasih merawat anak tersebut sampai akhirnya anak tersebut sehat bahkan sampai sekarang anak tersebut (adik tiri kami, anak no 6) lebih dekat ke ibu saya daripada mama kandungnya.
Ibu saya tidak lagi berharap apapun kepada ayah saya, yang dipikirkan adalah bagaimana membesarkan anak-anak yang berjumlah 5 orang. Kami pindah ke kota balikpapan, sedangkan papa tetap tinggal di Palu dan kami berpisah selama 20 thn.
Akibat hal tersebut saya dan adik-adik sangat membenci ayah kami sebab luka batin yang kami alami. Diperlakukan tidak adil, tidak dianggap sebagai anak bahkan tidak diharapkan kehadirannya.
Pada 1 hari om saya memberitahukan bahwa ayah saya datang dari Palu dalam keadaan sakit & ada dirumahnya. Papa malu bertemu dengan kami, lalu ibu mengumpulkan kami anak-anak dan bertanya bagaimana dengan kami, apakah bisa mengampuni dan menerima papa kembali ?
Lalu kami menjawab bahwa semua itu tergantung dengan mama yang akan selalu berhubungan dengan papa. Mama saya berkata bahwa sampai saat ini dia tetap mengampuni papa bahkan mau menerimanya walaupun rasanya berat. Akhirnya kami menjemput beliau dan membawanya ke rumah sakit untuk dirawat.
Sampai akhir hidupnya papa saya dipanggil Tuhan ditangan mama saya.
Kami anak-anak belajar dari mama tentang pengampunan bahwa tidak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa. Bayangkan disakiti dan dilukai, setelah 20 tahun baru kembali, itupun sudah dalam keadaan sakit. Setelah sembuh dari rumah sakit, kembali lagi ke Palu ke wanita tersebut. Beberapa bulan kemudian papa kami sakit lagi lalu kami jemput untuk yg ke 2 kalinya sebab disana tidak ada yang merawatnya dan peduli. Setiap kali saya membawa anak saya untuk besuk beliau, selalu menangis mencium cucunya. Dia merasa bersalah dan bagaimana penerimaan yg kami lakukan terhadap tindakan yang papa perbuat terhadap kami.
Sampai saat ini, kami (mama dan anak-anak) hidup dalam damai, tidak ada perasaan tertuduh sebab kami dapat mengampuni papa. Pengampunan adalah obat untuk kita terbebas dari smua ikatan-ikatan yang membelenggu hidup kita bahkan merupakan jalan keluar untuk kita merdeka & menerima smua berkat-berkat ilahi yang DIA sediakan untuk kita.
Saya mengajak kita semua yang merupakan keluarga MoU, jadikan Pengampunan adalah gaya hidup yang terus kita lakukan didalam hubungan suami istri, hubungan antara anak dengan orang tua dab hubungan dengan sesama saudara serta teman.
Doa : Tuhan tetesan kasih yang kami terima dari Engkau membuat kami mampu mengampuni kepada siapa saja yang berbuat salah kepada kami. Kami minta tetesan kasih itu. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati
(Elim - Ratna)
0 Response to "MEMBANGUN KELUARGA MELAHIRKAN GENERASI MULIA (6)"