DOA SEPAKAT DENGAN PASANGAN
By
sianny
—
Kamis, 14 November 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
II Samuel 23 : 20 - 23
Selanjutnya Benaya bin Yoyada, anak seorang yang gagah perkasa, yang besar jasanya, yang berasal dari Kabzeel; ia menewaskan kedua pahlawan besar dari Moab. Juga pernah ia turun ke dalam lubang dan membunuh seekor singa pada suatu hari bersalju. Pula ia membunuh seorang Mesir, seorang yang tinggi perawakannya; di tangan orang Mesir itu ada tombak, tetapi ia mendatanginya dengan tongkat, merampas tombak itu dari tangan orang Mesir itu, lalu membunuh orang itu dengan tombaknya sendiri. Itulah yang diperbuat Benaya bin Yoyada; ia mendapat nama di antara ketiga puluh pahlawan itu. Di antara ketiga puluh orang itu ia paling dihormati, tetapi ia tidak dapat menyamai triwira. Dan Daud mengangkat dia mengepalai pengawalnya.
Membicarakan Daud dan Salomo, yang merupakan cikal bakal Kerajaan Yehuda, tidak lengkap kalau tidak mengetahui seorang yang ada dalam Zaman 2 raja cikal bakal kerajaan Yehuda tersebut yaitu Benaya bin Yoyada. Dalam Alkitab hanya ada 3 tokoh yang pernah membunuh singa yaitu : Simson, Daud, dan….Benaya.
Mulai dari Gua Adulam, sampai wafatnya Raja Daud, Sang Raja mempunyai 30 Pahlawan hebat yang menyertai dia dengan setia. Di antara nya adalah Benaya. Benaya ini menjadi istimewa karena dia ada bersama Daud sejak perjuangan awal sampai Salomo menjadi raja dan ikut mengokohkan Tahta Raja Salomo.
Menjelang wafatnya, Daud mengangkat Salomo menjadi raja. Benaya selalu ada di samping raja Daud dan mendukung sepenuhnya apapun keputusan Daud. Sebab Benaya tahu betul bahwa Daud selalu menjalankan perintah Tuhan. Maka Benaya ikut serta mengawal Salomo pada waktu diurapi jadi raja.
I Raja-Raja 1: 36-37 “Lalu Benaya bin Yoyada menjawab raja: "Amin! Demikianlah kiranya firman TUHAN, Allah tuanku raja. Seperti TUHAN menyertai tuanku raja, demikianlah kiranya Ia menyertai Salomo; semoga Ia membuat takhta Salomo lebih agung dari takhta tuanku raja Daud."
Itu adalah jawaban yang luar biasa dari Benaya ketika Daud meminta dia mengawal Salomo yang akan diurapi jadi Raja. Selama puluhan tahun Benaya menyaksikan, terlibat langsung dan mengalami sendiri penyertaan Tuhan atas Daud. Jadi Benaya memang hanya mentaati orang yang dia tahu terikat dengan Tuhan. Benaya tidak silau dengan iming-iming Adonia, yang berambisi jadi raja. Benaya melepaskan ambisi politik. Mata dan telinganya hanya tertuju kepada Daud yang dia sangat tahu disertai oleh Tuhan
Setelah Daud wafat, maka ada 3 peristiwa yang dilakukan Benaya. Tugas berat diberikan Salomo kepada Benaya. Tugas itu sebenarnya adalah tugas Daud kepada Salomo sebelum wafat. Tugas itu adalah menghukum mati Adonia, calon Raja gagal, kakak Salomo. Kemudian mengeksekusi mati Yoab, panglima tertinggi karena pernah mendukung Adonia. Terakhir adalah memenggal kepala Simei, seorang yang mencaci maki Daud habis-habisan ketika Daud terpaksa melarikan diri dari kejaran Absalom.
Khusus tentang Eksekusi mati Yoab, ini sangat menarik. Sebab ketika tahu dia akan dihukum mati, Yoab lari ke dalam kemah Tuhan, dan memegang tanduk Mezbah korban bakaran. Sesuai aturan hukum Taurat, orang yang memegang tanduk Mezbah tidak boleh dibunuh. Benaya yang juga tahu aturan hukum Taurat itu, awalnya menyerah, tidak sanggup membunuh rekan seperjuangan selama puluhan tahun. Namun Salomo memberikan kepastian bahwa Yoab boleh dihukum mati sekalipun dia memegang tanduk Mezbah karena dia menumpahkan darah 2 orang yang lebih benar dari Yoab. Setelah itu tanpa ragu Benaya memancung Yoab. Setelah itu, Benaya menjadi Jendral besar Panglima Tentara Kerajaan.
Adalah suatu hal yang penting ketika mata dan telinga pasangan suami istri tertuju kepada Tuhan, seperti yang dilakukan Benaya kepada Daud. Karena mata dan telinga tertuju kepada Daud, Benaya terhindari dari kesalahan fatal. Benaya berbeda dengan Yoab. Sekalipun Daud masih sanak keluarganya, tapi Yoab tidak memperhatikan seperti Benaya, yang akibatnya fatal buat Yoab.
Pasangan suami istri perlu mata dan telinganya tetuju kepada Tuhan, agar tidak salah mengambil keputusan yang fatal. Sehingga tahu apa yang harus dilakukan agar sesuai dengan Rencana Tuhan terutama untuk anak-anak kita.
Sekitar tahun 2004, dalam sebuah doa puasa, saya mendapat inspirasi tentang Yemima. Dalam doa puasa itu, inspirasi Tuhan tentang Yemima adalah Yemima akan Tuhan pakai untuk merebut dunia seni. Tuhan jelas mengatakan bahwa bukan pada masa saya, perebutan dunia seni dilakukan. Jadi Tuhan mempersiapkan Yemima ketika sejak kecil dia sudah belajar tari, ikut sanggar nyanyi, teater.
Awal Tahun 2019, 15 tahun setelah inspirasi itu, Yemima mendapat tawaran melayani di gereja lokal kami, untuk membuat naskah drama musikal anak-anak untuk Paskah di Gereja Anak Berbahasa Inggris. Yemima menerima tawaran itu. Selanjutnya bulan Mei datang tawaran membuat naskah drama musikal untuk kaum wanita.
Yemima menghasilkan 2 karya naskah drama musikal. Namun keterlibatan Yemima masih hanya sebagai penulis naskah. Kami tidak pernah memaksa Yemima untuk lebih dari penulis naskah. Namun semua itu kami selalu bawa dalam doa sepakat kami. Mata dan telinga kami, tertuju kepada Tuhan, apa yang mau Tuhan lakukan untuk Yemima selanjutnya.
September 2019, Pimpinan Gereja Anak Berbahasa Inggris kembali mengajak Yemima membuat naskah drama musikal anak untuk HUT gereja dan perayaan Natal. Kami sepakat menerima pelayanan ini. Yemima kembali menulis naskah. Namun kali ini kami tergerak memberikan saran agar Yemima mau sekaligus menjadi koreografer…. Kami sudah doakan ini sebelum menyarankan kepadanya. Luar biasa jawaban. Dia bersedia. Kami tahu inilah saatnya genderang perang ditabuhkan kembali setelah 15 tahun terkubur.
Di latihan pertama koreografi, saya tercengang, ketika Yemima memberikan pengarahan kepada anak-anak. Luar biasa….apa yang dia sampaikan, caranya melatih berbeda dengan apa yang pernah saya lihat… Saya hanya bisa tercengang, dan bersyukur…….
Apa yang pernah saya impikan tentang perebutan dunia seni, dan terhenti karena Tuhan memberikan kepada saya hal lain, sepertinya dimulai kembali dalam diri Yemima. Apakah ini sudah berhasil ? Perjuangan masih panjang. Ini baru start awal, masih perlu banyak hal menghadapi tantang yang makin super ketat. Kami hanya bisa mengarahkan mata dan telinga kami untuk mengikuti apa yang Tuhan kehendaki langkah demi langkah.
(Hanbeng - Lydia)
0 Response to "DOA SEPAKAT DENGAN PASANGAN"