TUHAN DITANGAN PENDOSA YANG MARAH
By
sianny
—
Minggu, 08 Desember 2019
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
2 Kor 5:1-21, Yes 53:6, Rom 5:5-11.
Susah banget nerjemahin kalimat Inggris " God in the hand of angry sinner" yang lebih tepat menggambarkan peristiwa penyaliban.
Dalam Yes 53:6 ada penterjemahan yang kurang tepat dalam kalimat "TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian".
Kata "menimpakan" dalam bahasa aslinya adalah "paga" yang artinya "encountered-berjumpa-menghadapi". Kata kejahatan pada ayat ini bukanlah sekedar dosa-dosa biasa saja, tapi berarti "tangan yang teracung" kepada Tuhan. Jadi peristiwa salib bukanlah sekedar semua kesalahan manusia dipikul oleh Kristus tetapi adalah perjumpaan antara Tuhan dengan kemarahan manusia, kemarahan manusia pada penciptanya, kemarahan manusia yang merasa terhilang, ditinggalkan, kemarahan yang sanggup untuk menghancurkan kebaikan, kasih dan apa saja yang baik dari Tuhan.
Allah adalah kasih dan dalam Yesus sebagai manusia, Tuhan menghadapi kemarahan manusia. Dalam kemarahannya, mereka memilih salib sebagai mesin penyiksa, mesin pembunuh yang kejam untuk menghukum Tuhan. Meskipun demikian pada pertemuan ini Tuhan melimpahkan kasih karunia dan pengampunanNya, dan bersedia mati untuk manusia ketika kita masih berdosa (Rom 5:8 ), meskipun manusia msh berseteru dengan Tuhan, Tuhan sudah mendamaikan manusia denganNya lewat kematian anakNya, dengan kasihnya.
Jadi dari ayat-ayat diatas menurut Paulus, manusia bukan sekedar penjahat biasa, tapi manusia telah sekian lama menjadi musuh Allah, peristiwa salib bukanlah soal menghukum dosa manusia, tapi bagaimana Tuhan berdamai dengan ciptaanNya.
Sejak menerima pendamaian ini, manusia diubahkan, mereka menjadi baru (2 kor 5:4,17) tetapi masih tinggal dalam kemah yang rusak ini yakni tubuh manusia. Tubuh manusia ini tidak bisa tidak terus membawa kita untuk tetap berseteru dengan Tuhan, bagaimana solusinya menurut Paulus supaya kita bisa menang atas DNA tubuh kita yang telah rusak ini ??
solusinya dua :
a. Hidup oleh pimpinan Roh (2 kor 5: 5, Rom 8).
Dalam pembahasan sebelumnya DNA manusia berkomunikasi dengan lingkungan sekitar melalui Epigenetics. Melalui hidup dipimpin oleh Roh, Roh Kudus menguasai roh dan jiwa manusia dan dari hari hari mampu mereset Epigenetics yang dapat menonaktifkan gen-gen pembawa dosa manusia. Kita melihat banyak kesaksian bagaiamana kebiasaan dosa, hilang dengan sendirinya ketika menjadi percaya pada KRistus atau mengalami baptisan Roh Kudus, tetapi sayangnya banyak yang tidak tetap dalam pimpinan Roh dan mereka membiarkan diri mereka dikuasai oleh DNA dalam Tubuh manusia.
b. Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah-hidup dalam kasih.
Kita harus meninggalkan kemarahan pada Tuhan, dan mulai Mengasihi Tuhan dgn segenap akal budi-pikiran-jiwa kita, kita hidup berdamai dengan Tuhan dan belajar menerima (yatab - ingat renungan kemarin) semua yang terjadi yang mungkin tidak berkenan pada kita, menerima banyak hal yang tidak mengerti mengapa itu terjadi pada kita dan percaya kepada Tuhan sang pencipta. Jangan seperti Kain yang tidak bisa menerima apa yang terjadi, tidak bisa menerima sikap Tuhan yang lebih perhatian terhadap Habel adiknya.
Dengan gaya hidup yang baru itu kita akan bebas dari dosa kita yang sebenarnya yaitu kemarahan kepada Tuhan (permusuhan dgn Tuhan), gen-gen dan epigenetics dalam tubuh kita akan mengalami RESET ulang terhadap perubahan jiwa dan roh kita yang telah dikuasai oleh Roh Kudus dan Damai sejahtera dan akan menghasilkan perbuatan-perbuatan baik yang menyenangkan Allah yang akan ditulis ulang dalam epigenetics dan DNA kita untuk diteruskan kepada generasi selanjutnya.
(Jefri - Fani)
0 Response to "TUHAN DITANGAN PENDOSA YANG MARAH"