Iklan

YUSUF YANG TULUS HATINYA

Matius 1:18-25


19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 

Alkitab mencatat bahwa Yusuf adalah seorang yang tulus hatinya.  Arti kata tulus dalam kamus bahasa Indonesia artinya:  benar-benar keluar dari hati yang murni. Jujur dan tidak pura-pura.
Yusuf setia dan taat dalam melakukan hukum Taurat. Ketulusan hati Yusuf terlihat dalam sikapnya terhadap Maria tunangannya yang hamil. Dalam masyarakat Yahudi, hubungan seorang jejaka dan gadis yang akan menikah menjalani tiga tahap yaitu :
Pertama, tahap saling berjanji, biasanya kedua keluarga/orang tua yang bersepakat menjodohkan anak mereka yang dilakukan ketika pasangan itu masih kecil.
Kedua, tahap pertunangan atau peresmian pertunangan dan diketahui oleh banyak orang. Pada tahap perjanjian yang telah dilakukan oleh keluarga/orang tua masih dapat dibatalkan, tetapi dalam pertunangan tidak dapat dilakukan kecuali dengan surat cerai sebagaimana pernikahan. Karena pertunangan disamakan dengan pernikahan, hanya masa pertunangan mereka belum boleh berhubungan sebagai suami istri. Itulah sebabnya kita dapat menemui dalam ayat 19-20 Maria dan Yusuf disebut sebagai suami istri, hubungan seks dalam tahap pertunangan adalah perzinahan.
ketiga yaitu pernikahan.

Pada masa pertunangan tersebut Maria hamil, tentu saja Yusuf tahu itu bukan anaknya, sehingga Yusuf berniat menceraikannya secara hukum. Perceraian dapat dilakukan dengan dua kemungkinan antara lain: Pertama, perceraian melalui pengadilan tetapi akibatnya nama baik Maria akan sangat tercemar dimuka umum. Tidak saja tercemar tetapi maria akan dihukum dengan di rajam batu sampai mati. Kedua, memberi surat cerai kepada Maria di depan dua saksi, inilah yang dimaksud dalam ayat 19 “menceraikan istrinya dengan diam-diam”. Dalam ayat 19 ini kita dapat melihat sifat Yusuf, ia seorang yang tulus, ia ingin hidup dalam kebenaran, karena itu ia ingin menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan hukum. Dilain pihak dia adalah orang yang penuh kasih, sehingga dia tidak mau mencemarkan dan mempermalukan Maria dimuka umum, meskipun tidak tahu anak siapakah yang dikandung Maria.
Yusuf disebut sebagai orang yang tulus karena, Dia bersikap tulus hati kepada Maria, meskipun dia merasa dihianati, ia tidak mau balas dendam mempermalukan Maria dan bersikap buruk terhadap Maria.

Kita belajar dari Yusuf bagaimana dia meresponi “ketidak-beresan” istrinya tidak dengan emosi yang meledak-ledak tetapi dengan sikap hati yang jernih yaitu ketulusan yang akan membawa dampak besar bagi kehidupan pribadi dan keluarga selanjutnya. Seperti kata Alkitab, kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu.

Tuhan berikanlah kami kemurnian hati dan ketulusan dalam hidup berkeluarga kami. Amin.

(Surjono - Fatma)

0 Response to "YUSUF YANG TULUS HATINYA"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post