WAKTU MILIKNYA TUHAN

Mazmur 90:9-17; Ester 3–5 ; Kisah Para Rasul 5:22-23

Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. —Efesus 5:16

“Orang Barat punya jam. Orang Afrika punya waktu.” Demikianlah peribahasa Afrika yang dikutip Os Guinness dalam bukunya Impossible People. Perkataan itu membuat saya merenungkan saat-saat ketika saya menanggapi permintaan seseorang dengan jawaban, “Maaf, aku tak punya waktu.” Saya terpikir tentang bagaimana saya ditindas oleh hal-hal yang terasa mendesak dan bagaimana jadwal serta tenggat mendominasi hidup saya.

Musa berdoa dalam Mazmur 90, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (ay.12). Dan Paulus menulis, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 5:15-16).

Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. —Efesus 5:16

Saya pikir, Paulus dan Musa tentu setuju bahwa mempergunakan waktu yang ada secara bijak bukanlah soal mengatur jadwal dengan bermacam-macam kegiatan. Keadaan bisa saja mengharuskan kita untuk mempunyai jadwal yang padat—atau sebaliknya, kita mungkin didorong untuk menyisihkan lebih banyak waktu bagi seseorang.

Kita hanya punya waktu sesaat saja untuk mempengaruhi dunia ini bagi Kristus dan kita perlu memaksimalkan kesempatan itu. Hal itu mungkin berarti kita perlu mengesampingkan jadwal atau rencana kita untuk sementara waktu dan menunjukkan belas kasihan Kristus kepada orang-orang yang dibawa-Nya masuk dalam hidup kita.

Kita mempengaruhi zaman ini dengan dampak yang kekal ketika kita mengisi waktu yang ada dengan kekuatan dan anugerah dari Kristus yang hidup selama-lamanya.

Ya Bapa, Engkau telah memberi kami waktu yang kami butuhkan untuk menggenapi apa yang Engkau kehendaki untuk kami lakukan. Kiranya kami mempergunakan waktu yang ada itu dengan cara-cara yang memuliakan-Mu.

Mazmur 90 adalah perkataan Musa yang disampaikan kepada Allah dengan sikap penyembahan. Mazmur ini diawali dengan keterangan “Doa Musa, abdi Allah.” Namun, seandainya pun keterangan ini tidak diberikan, bahasa dan nada mazmur ini dengan jelas mengindikasikan bahwa sang pemazmur sedang berbicara kepada Allah. Doa ini dinaikkan di tengah suatu periode sulit dalam sejarah Israel. Tampaknya saat itu umat Allah baru mengalami pendisiplinan (ay.7-11, 15), membuat Musa tergerak untuk bicara kepada Allah tentang betapa singkat serta rapuhnya hidup manusia dibandingkan dengan Allah yang kekal (ay.1-6). Mazmur ini memuat sejumlah referensi waktu, seperti “turun-temurun” (ay.1), “tahun” (ay.4, 9, 10, 15), “hari” (ay.4, 9, 10, 12, 14, 15), “pagi” dan “petang” (ay.6).

Benar bahwa masa-masa sulit bisa membuat kita datang kepada Tuhan dalam doa, mengakui betapa singkatnya waktu kita di bumi dan betapa kita membutuhkan pertolongan-Nya (ay.12-17). Kita juga didorong untuk memikirkan, kepada siapa saja kita akan memberikan waktu kita.

Hari hari ini kita punya banyak waktu

- waktu mengajar libur satu bulan,jadi banyak waktu

- waktu Retreat,Refreshing Moment, dll di tunda ,jadi kita punya banyak waktu

- waktu Melayani luar kota ,pulau ditunda dulu,jadi punya banyak waktu.

LALU APA YANG KITA GUNAKAN HARI HARI INI WAKTU KITA. sampai bulan Mei Pemerintah Indonesia menyarankan semua tidak pergi dll.JADI KITA BANYAK WAKTU.4 hari terasa lama, biasanya banyak kegiatan sekarang punya BANYAK WAKTU.

- WAKTU UNTUK KELUARGA

- WAKTU UNTUK BERDOA DAN BACA ALKITAB LEBIH LAGI

-WAKTU UNTUK MEMPERSIAPKAN HIDUP LEBIH LAGI

-WAKTU .....BANYAK BANYAK BERKUMPUL DENGAN YANG PALING PENTING DALAM HIDUP KITA.

oleh sebab itu.Alumni MoU dimanapun kita berada, pergunakan waktu ini sebaik baiknya,jangan sendiri di rumah,tapi ada KELUARGA yang saatnya kita Peduli terhadap mereka.Amin.

(Freddy - Eunike)

Tweet