Iklan

JANJI PENYERTAAN TUHAN

Ibrani 13: 5b, Ulangan 31: 6

Sekitar minggu ke-3 Maret lalu, ketika sedang wa-call dengan seorang teman, dia bercerita bahwa ada teman baiknya, suami-isteri harus diisolasi di rumah sakit rujukan karena covid. Tidak boleh dibesuk.

Tiba-tiba isteri teman saya menjerit seperti kaget berseru: "Ya Tuhan!!". Ternyata sang suami yang dirawat diberitakan sudah meninggal setelah dirawat 1 minggu. Kami sampai shock mendengarnya. Orang yang sedang diceritakan, sudah meninggal. Teman saya sampai sedih sekali. Sayapun merasa sedih.
Penguburan juga berlangsung cepat dan mungkin tidak bisa dihadiri anak-anaknya maupun keluarga. 

Bagi saya ini adalah berita kematian pertama karena covid dari seseorang yang relatif terasa dekat (di hari-hari selanjutnya ada keluarga dari teman yang meninggal karena covid ini). 

Esok paginya, ketika terbangun sekitar jam 4.30, saya langsung teringat dengan peristiwa kematian tersebut. Tiba-tiba muncul suatu perasaan seperti sedih dan kesendirian, kesepian yang dalam di hati saya.

Saya seperti bisa membayangkan bagaimana seorang PDP (pasien dalam pemantauan) Covid ini dalam kamar isolasinya harus berjuang seorang diri dalam keadaan sakit dan sesak napas berat. Memang ada suster dan dokter, tetapi merekapun tentunya sudah sangat kewalahan melayani para pasien pandemi ini. Bahkan bisa jadi pasien hanya dikenal sebagai suatu nomor bilangan saja: pasien nomor 1,2,3..., 7, 20, dan seterusnya karena banyaknya jumlah pasien karena Covid ini.

Ketika sedang dicekam perasaan yang sangat tidak nyaman ini, merasa lemah dan "takut", muncullah firman Tuhan dalam pikiran saya: "Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau". Roh saya seperti bangkit dan bersemangat. Ada satu kehangatan kasih muncul di hati.

Saya mendapat pengertian bahwa dalam suatu situasi dimana seseorang "dipaksa" harus "sendirian" (seperti isolasi karena covid ini) dan bahkan keluargapun (suami atau isteri, orang tua ataupun anak-anak) dibatasi tidak boleh menemani, Allah Bapa kita yang ada di dalam surga tetap akan menemani dan hanya Tuhan kita saja yang mampu menemani, menembus segala isolasi apapun. Bapa kita di surga juga mengenali dan akan "menyapa" kita dengan nama kita bukan sebagai nomor bilangan (pasien).

Ibrani 13:5b (TB)  Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  

Pagi subuh itu, masih di atas tempat tidur, sambil terharu, saya mengucapkan syukur dari hati yang terdalam, berterima kasih akan kasih setia dan penyertaan dari Bapa yang di dalam surga. 

Sungguh saya sangat bersyukur boleh memiliki dan dimiliki oleh Allah di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Ulangan 31:6 (TB)  Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka (termasuk "gerombolan" virus covid ini), sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."

Inilah janji penyertaan Tuhan Yesus untuk kita. Sungguh menenangkan jiwa dan menguatkan.
Immanuel, Tuhan Yesus selalu beserta kita. Gbu.

(David - Endang)

0 Response to "JANJI PENYERTAAN TUHAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post