Iklan

MINTA HIKMAT TUHAN

Yeremia 29 : 1 - 7

Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam-imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.
Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai-pegawai istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi telah keluar dari Yerusalem.
Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya:
"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel:

Di tahun-tahun terakhir Kerajaan Yehuda, sesudah tewasnya Raja Yosia dalam pertempuran melawan Imperium Mesir di Lembah Megido, makanya anaknya yaitu Yoahas menjadi raja. Namun Yoahas dipecat jadi raja oleh Firaun Nekho Raja Imperium Mesir yang mengalahkan Yosia. Imperium Mesir mengangkat Yoyakim menjadi raja. 

Yoyakim menjadi raja selama 11 tahun, beraliansi dengan Imperium Mesir. Dalam masa awal  pemerintahan Yoyakim, kerajaan Babel menyerang Kerajaan Yehuda yang berakhir dengan kekalahan Yehuda, dan banyak penduduk dibuang ke Babel. Yoyakim menyatakan tunduk kepada Babel, meninggalkan aliansi dengan Imperium Mesir. 

Setelah Yoyakim mangkat, maka Raja Yehuda adalah Yoyakhin. Namun pada masa pemerintahan Yoyakhin, datanglah tentara Babel dengan rajanya yaitu Nebukadnezar. Yerusalem dikepung, akhirnya Yoyakhin menyerah. Maka Yoyakhin dengan keluarganya termasuk ibu suri, dan banyak penduduk Yerusalem diangkut ke Babel. Nebukadnezar mengangkat Zedekia sebagai raja menggantikan Yoyakhin.

Surat Yeremia di dalam ayat-ayat yang di atas, dikirim ketika Yoyakhin dan semua penduduk Yerusalem yang diangkut ke Babel, hidup sebagai orang buangan. Hidup dalam pembuangan merupakan suatu kehinaan, dan rindu tanah air adalah hal yang paling diimpikan mereka semua. 

Sebagai orang-orang yang ditawan, diangkut ke Babel, dan hidup di negeri asing, adalah penderitaan luar biasa. Di Babel, budaya, cara hidup, bahasa, tulisan, geografis, semua berbeda dengan Yehuda. Maka hampir semua mereka mengalami rasa frustrasi, terbuang. Pada situasi itulah, Nabi Yeremia mengirimkan surat…. 

Sekali lagi isi surat ini benar-benar tidak masuk akal mereka. 
Yeremia 29 : 5 - 7
Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Itulah cuplikan bunyi surat Yeremia yang ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang ada dalam pembuangan di Babel. Sebagai orang buangan, pasti masih ada harapan untuk kembali ke tanah air lagi secepatnya….Makanya semua orang Yehuda di Babel tidak mau mengerjakan banyak hal. Mereka berpikir sebagai orang buangan buat apa mempunyai keluarga, rumah, dan tidak mungkin dapat menjadi kaya seperti dulu di Yehuda. Lalu mereka pasti akan alergi jika diminta melakukan usaha kesejahteraan kota tempat mereka diam sebagai orang buangan.

Dalam masyarakat Yehuda di pembuangan pasti timbul pro kontra. Yeremia dari dulu selalu mendengungkan tunduk kepada Babel, dan sekarang bukan cuma tunduk, tapi harus membangun kehidupan di tempat pembuangan bahkan mengusahakan kesejahteraan kota tempat tinggal mereka….istilah sekarang jadi berkat untuk kota tempat pembuangan mereka….

Ini sangat tidak mudah diterima untuk semua orang Yehuda di pembuangan. Mereka berharap dapat kembali secepatnya ke tanah Yehuda…. Namun pesan Tuhan malah sebaliknya. Mereka harus membangun kehidupan di sana, yang artinya mereka hidup sebagai orang buangan bukan dalam waktu singkat, tapi dalam waktu panjang. Bahkan kemungkinan besar mereka mati dan dikuburkan di tanah asing. 

Namun ternyata pesan ini datang dari Tuhan…..”Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”

Pesan Tuhan yang sepertinya tidak sejalan dengan rancangan semua orang…. justru dalam surat Yeremia ini muncul ayat yang sangat populer 

Yeremia 29 : 11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Ternyata ayat populer di atas ditujukan kepada orang Yehuda di pembuangan ketika mereka diminta Tuhan untuk membangun kehidupan dan mengusahakan kesejahteraan di kota mereka tinggal. 

Resesi ekonomi dan situasi yang menakutkan saat ini, bisa membuat kita hidup dengan pola pikir orang pembuangan. Banyak yang merasa buntu jalan, tidak tahu melakukan apa, tidak bisa melakukan hal yang biasa dan mahir dilakukan, ladang bisnis dan pekerjaan sulit dikerjakan, konflik jadi meruncing antara suami istri dipicu masalah keuangan, dan sebagainya.

Bukankah aneh jika ada pesan Tuhan, dirikan rumah, buatlah kebun, usahakan kesejahteraan kota. Bagaimana caranya ? Apakah mungkin ?

Membuat kebun, mendirikan rumah, mengusahakan kesejahteraan kota, tidak bisa dibangun dalam waktu singkat. Perlu waktu, perlu hikmat, perlu kerja, perlu keberanian, dan perlu iman… Hanya hikmat, inspirasi dari Tuhan yang akan membuat kita masing-masing mengerti apa yang harus dilakukan….

Sebab bisa saja Tuhan memberi hikmat agar kita membuat kebun baru, jika ladang yang sekarang tidak bisa digarap dulu…artinya antara ladang dan kebun sudah berbeda struktur dan cara penanganannya. Tidak bisa cara menggarap ladang diterapkan sama persis di dalam kebun. Jenis yang ditanam juga beda. 

Saat seperti ini, kita hanya memerlukan kesiapan, kemauan untuk melakukan perubahan pola pikir yang disesuaikan dengan hikmat dari Tuhan, dan perlu ada iman.

Hari-hari ini, kami melakukan beberapa hal yang tidak pernah kami lakukan. Dalam doa sepakat kami, kami minta hikmat untuk inspirasi apa yang harus dilakukan. Tuhan membukakan pola pikir kami, untuk melakukan hal sederhana, kecil, yang selama ini kami tidak pernah lakukan. 

Kami mencoba melakukan hikmat Tuhan itu, dan tentu saja perlu ada iman… Hal sederhana yang kami lakukan, terlihat tidak lazim bagi kami….Tapi kami mau melakukannya…..

Kami tidak tahu di depan seperti apa…hanya kami percaya semua rancangan Tuhan adalah rancangan mendatangkan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh harapan…dan harapan di dalam Tuhan tidak akan sia-sia.

(Hanbeng - Lydia)

0 Response to "MINTA HIKMAT TUHAN"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post