LEARN FROM HOME
By
sianny
—
Rabu, 29 Juli 2020
—
Add Comment
—
Daily Bread,
http://momentofunity.org,
Moment of Unity,
momentofunity.org,
MoU Indonesia,
Renungan Harian
Amsal 6:23 Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan
Beberapa saat ini sedang viral kicauan keluhan orang tua (khususnya emak-emak) yang harus mendampingi anak-anak nya saat belajar di rumah (Home Learning) karena wabah Corona (Covid-19).
“Titip tolong sampaikan ke guru yang bersangkutan. Saya sudah mau banting laptop saya ini. Lama-lama saya minta biaya terapi psikiater ke sekolah. Kalau saya masih dibikin susah, saya ga mau urusin semua tugas- tugas sekolah. Yang sekolah anak saya, Koq yang repot saya”
Adalagi komentar seorang ibu yang harus mengajari anaknya melakukan kegiatan menangkap dan melempar bola. Namun dia keberatan karena tak memiliki bola di rumah.
“Gak ada bola di rumah. Jangan aneh aneh deh. Bikin PR aja udah cukup stress. Adanya panci“
Sontak komentar ibu-ibu ini bikin netizen ngakak. Padahal yang diajarin cuma 1 dan anaknya sendiri lagi. Bagaimana selama ini guru-guru yang stress harus menghadapi 30-40 anaknya orang lain yang harus dididik dalam 1 kelas? Kira-kira apa anak-anak kita sudah mendapatkan pendidikan yang maksimal dengan kondisi di sekolah seperti itu?
Yah kita selama ini kita sudah hidup di zaman hyper realistic. Orang tua tinggal melemparkan tanggung jawab mendidik ke sekolah. Kalau perlu cari sekolah yang semahal-mahalnya dengan harapan anak-anaknya dapat pendidikan yang terbaik. Ujung-ujungnya tidak sedikit; meski disekolah yang mahal, anaknya tetap mendapatkan pelecehan seksual, perundungan (bullying), pergaulan yang bebas dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Ibu-ibu tinggal mengantar dan jemput saja ke dan dari sekolah, atau bahkan sudah ada supir yang melakukannya. Bapak- bapak sibuk bekerja atau ibu-ibu sibuk menjadi sosialita. Padahal tugas mengajar dan mendidik anak yang utama adalah dari rumah. Orang tua adalah guru terbaik anaknya, karena mereka tidak hanya sekedar mengajarkan teori, tetapi anak-anak bisa langsung melihat teladan dan praktek kehidupan setiap hari.
Anak dilahirkan tidak dilengkapi dengan buku manual, tetapi dilengkapi dengan “Guardian Angel” yaitu ke dua orang tuanya, yang harus mendidik dan mengajar mereka menjadi orang yang Takut akan Tuhan.
Amsal diatas mengatakan: Ayah harus memberi perintah dan Ibu harus mengajar anaknya.
Perintah dan ajaran orangtua yang sesuai dengan Firman, dan disertai teladan kehidupan inilah yang akan menjadi pelita dan cahaya bagi anak di jalan kehidupannya.
Bangsa Yahudi terkenal sebagai bangsa yang cerdas. Mereka serius mendidik anaknya sejak dari kandungan. Mereka meyakini sejak terjadi pembuahan otak janin mulai terbentuk dan mereka menerapkan proses belajar sejak selagi bakal janin itu.
Metode pendidikan prenatal mereka pertama-tama berfokus pada pengembangan kecerdasan emosional janin. Para Ibu Yahudi berdialog dengan janin melalui senandung doa yang dilaraskan dalam lagu.
Hal lain yang mereka lakukan adalah memperdengarkan atau memainkan musik instrumental dan orchestra klasik yang frekuensinya berkisar antara 5.000-8.000 Hz. Yaitu sesuai dengan jumlah denyut jantung manusia,untuk menciptakan suasana hati yang tenang bagi sang Ibu. Ini adalah kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan maksimal janin secara keseluruhan.
Kedua, adalah tradisi yang dipraktekkan turun temurun untuk merangsang perkembangan kecerdasan intelektual janin. adalah : ibu hamil dan suaminya bersama-sama rutin membaca buku Matematika dan mengerjakan soal-soal Matematika dengan penuh sukacita. Tujuannya untuk memberi suntikan nutrisi pengetahuan bagi otak, agar otak janin tidak hanya berkembang, namun terasah menjadi cerdas dan genius sejak dalam kandungan.
Ketiga, Bagi ibu hamil keluarga Yahudi, wajib memberi makanan bergizi. Gizi yang baik akan menyebabkan ibu dan janin sehat, sehingga otak dan fisik janin dapat bertumbuh dengan sehat pula.
Setelah anaknya lahirpun mereka mengajari secara berulang-ulang nilai-nilai kehidupan seperti yang terdapat pada kitab Taurat.
Ulangan 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Terutama di masa-masa golden age anak, mereka harus mendapatkan pendidikan sekaligus kasih sayang yang berkualitas dari kedua orang tuanya. Pada masa pendidikan dasar dan lanjutan adalah masa-masa dimana tugas dan tanggung jawab “utama”masih menjadi milik orangtua, sekolah dan kursus hanya pendidikan tambahan dan menjadi ajang belajar bersosialisasi bagi anak-anak.
Sehingga pada masa mereka sudah beranjak dewasa perlu untuk belajar skill dan keahlian tertentu di jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka sudah memiliki dasar karakter dan mental yang kuat, serta memiliki nilai2 kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Berikut ada peran orangtua dalam mendidik sesuai tahapan umur anak:
0-3 tahun Baby Sitting
4-7 tahun Teman Bermain
8-14 tahun Coaching
14-17 tahun Mentoring
>17 tahun Councellor
Ayo para orang tua kita sama-sama semangat mendidik anak-anak kita menjadi generasi mulia yang akan memenuhi bumi dengan kemulian Allah. Percayalah anda adalah guru terbaik bagi anak-anak anda, karena anda memiliki cinta tanpa syarat untuknya yang tidak dimiliki guru terhebat manapun.
Tuhan Yesus Memberkati
(Terry - Ciska)
0 Response to "LEARN FROM HOME"