Iklan

KESEMPATAN UNTUK SALING MENGASAH

 Hal keempat yang kami sadari adalah bahwa pandemi Covid-19 ini juga merupakan Kesempatan untuk Saling Mengasah


Amsal 27:17 (TB)  Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. 


Kedekatan kita dengan keluarga kita akibat pandemi ini, walaupun sebagian di antara kita mungkin "terpaksa" berdekatan secara intensif karena keadaan, selain merupakan kesempatan untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga, ternyata juga adalah kesempatan yang Tuhan pakai untuk mengasah setiap anggota keluarga satu sama lain.

Lockdown yang berimbas 4L (Lu Lagi - Lu Lagi) di rumah menyebabkan "ternyata-ternyata" dalam hubungan antar anggota keluarga lebih intens terasa, maka akan muncul gesekan-gesekan yang tak dapat dihindarkan karena kita "terkurung" di dalam rumah untuk waktu yang lama tanpa jalan keluar seperti sebelumnya.


Survey statistik membuktikan jumlah konflik, kekerasan dan perceraian meningkat tajam selama masa karantina beberapa bulan terakhir ini.

Ibu-ibu "dipaksa" menjadi guru bagi anak-anaknya dan diasah kesabarannya.

Suami isteri yang biasanya saling menghindar ketika ada masalah "dipaksa" mengkomunikasikan perasaannya karena tidak mungkin menahan emosi dan ganjalan yang meluap-luap sementara objek kekesalan kita ada di hadapan kita.

Dan seterusmya.


Firman Tuhan memakai analogi besi menajamkan besi ternyata merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dipelajari.


Salah satu teknik mengasah pisau ketika kita tidak mempunyai alat pengasah khusus atau modern adalah dengan cara menggesekkan bagian tumpul sebuah pisau lainnya di sepanjang bagian tajam pisau yang ingin diasah.

Yang menarik di sini adalah:


1.Pisau yang sedang diasah harus berada dalam posisi diam, digenggam erat oleh tangan pasif, yakni tangan kiri (atau tangan kanan bagi orang kidal) ,dan menerima gesekan yang intensif dari punggung pisau yang sebetulnya tumpul, yang dipegang oleh tangan dominan yakni tangan kanan (atau tangan kiri bagi orang kidal)

Mungkin kita merasa orang yang "mengasah" kita (apakah itu pasangan, anak, orang tua, dll) yang sebetulnya bersalah, mungkin kita merasa sebetulnya kita lebih pandai dari dia, mungkin juga rasanya begitu berat untuk diam dan mendengarkan untaian omelan, kritikan dan keluhan yang tak putus-putusnya dari orang tersebut.

Hal ini menunjukkan untuk bisa menjadi tajam, kita harus memiliki kerendahan hati untuk menerima gesekan-gesekan tersebut dengan sukarela karena kita tahu bahwa ada hasil yang baik yang akan dihasilkan pada akhirnya.


2.Bilah pisau yang digesek terus-menerus akan menjadi panas, bahkan terkadang sampai mengeluarkan percikan api.

Hal ini menunjukkan proses yang biasanya terasa tidak nyaman, bahkan menyakitkan, dan berpotensi untuk menimbullkan "api" di dalam hubungan.

Hanya dengan terus berpegang kepada Firman Tuhan lah kita bisa melalui nya dan mencapai apa yang Tuhan rencanakan.


3.Pada saat pisau diasah, sebagian partikel dari material besi pisau tersebut akan ikut terkikis.

Mami mertua saya dengan bangga menunjukkan pisau kesayangannya yang sudah digunakan sejak anak-anaknya masih kecil.

Sampai sekarang tetap tajam dan selalu digunakan, tetapi ukuran badan pisau yang tadinya besar, kini hanya tinggal tersisa setengahnya walaupun panjangnya tetap sama.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi proses perubahan dan "pengikisan" ketika kita diasah dengan orang-orang terdekat yang Tuhan tempatkan di sisi kita.

Ego kita dikikis, kesombongan kita dikikis, sampai pada akhirnya tinggal karakter dan kasih Kristus lah yang memancar keluar dari diri kita.


Jadi, terserah kita bagaimana kita memanfaatkan kesempatan bergesekan ini.

Apakah kita mau diasah dan dipertajam semakin menyerupai Kristus?

Ataukah kita hanya akan menjadi salah satu dari penyumbang angka statistik yang menunjukkan semakin tingginya tingkat konflik, kekerasan dan perceraian di masa pandemi ini?


Roma 8:29 (TB)  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 


Tuhan Yesus memberkati


(Chandra - Sansan)

0 Response to "KESEMPATAN UNTUK SALING MENGASAH"

ABOUT THIS BLOG

Beleza

Renungan Harian

Cari Blog Ini

Blog Archive

Cari Blog Ini

Top Social

Follow this blog with bloglovin

Follow this blog with bloglovin

Latest Pin

Recent Post